Ketika remaja tahun 1976-1978, saya tinggal di kota pesisir barat propinsi Aceh, yaitu
Meulaboh. Meskipun hanya dua tahun di sini, namun Ibu Kota Kabupaten Aceh Barat, yang lebih dari sepertiga penduduknya telah hilang oleh bencana dahsyat Tsunami tahun 2004 itu, menyimpan banyak cerita dan kenangan. Masa remaja di sini tampak begitu padat dengan berbagai kegiatan dan aktivitas “anak muda”. Di antaranya ikut menjadi anggota Paskibraka Daerah, anggota Kontingen Jambore Nasional Pramuka Penggalang Aceh BArat, Olahragawan Tennis (ikut Porda), Gerak Jalan, Seni Teater, Pelajar Teladan, dan seterusnya. Hal yang selanjutnya ikut memberi warna bagi kehidupan saya selanjutnya.
KEMBALI KE ARTIKEL