Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Taksi “Resmi” Bandara Husein Bandung : Tidak Pakai Argo ?

18 September 2015   23:00 Diperbarui: 19 September 2015   00:30 6621 1
Bulan Agustus 2015 ini merupakan bulan tersibuk bagi saya. Empat kali harus bolak-balik ke Bandara Husein Bandung karena terbang ke berbagai kota untuk berbagai urusan, yang kemudian membuat saya “mengamati” kegiatan per-taksian di sekitar bandara ini.
Taksi perusahaan lain hanya boleh mengantar penumpang,” kata seorang supir taksi resmi Bandara Husein yang saya tumpangi ketika menuju pulang ke Cimahi. Di hari lain, ketika kembali dari Batam ke Bandung pukul 15:00, tampak kerumunan beberapa supir taksi gelap menunggu menawarkan jasanya di pintu keluar bandara ini. “Kalau ke Cimahi Rp 150.000, pak!” jawab salah seorang, yang ditanya mengenai tarif. Lalu saya terus berjalan mencari taksi lain yang menggunakan argo. Saya kaget! Di bandara internasional ini ternyata tidak ada satu taksi lain pun yang tampak di sekitar pintu keluar, kecuali sekumpulan taksi bercat kombinasi biru tua dan biru muda parkir berjejer rapi di sisi kiri depan area pintu. Tampak beberapa taksi perusahaan lain hanya hilir-mudik mengantar dan menurunkan penumpang, lalu dengan tergesa-gesa kembali keluar area bandara ini.

Sambil menyeret koper, saya kemudian mendekati sekumpulan taksi “resmi” Bandara Husein tersebut. Saya disapa oleh seorang berpakaian batik biru, dan telihat rapi sepertinya kordinator mereka karena membawa map dan catatan, “Mau kemana pak?” Oh, kalau ke Cimahi ongkosnya Rp 70.000. “Pakai Argo?” tanya saya. Disini harga sudah ada daftarnya (list), dan telah ditentukan dari sana, katanya. Tidak jelas juga, dari sana itu dari mana. Setelah saya coba menawar, dia bertahan tidak menurunkan harga borongan tersebut. Malah dengan ketus mengatakan “Kalau bapak mau naik taksi lain yang ber-argo, silahkan! Jalan kaki saja ke arah sana. Di jalan Padjadjaran tidak jauh dari bandara ini banyak berbagai taksi,” jawabnya dengan nada angkuh dan enteng, sambil menunjuk ke arah barat. Wah, jalan kaki sekitar 500 meter dengan membawa koper berat begini? Sungguh tidak realistis! Tampaknya tidak ada pilihan lain buat para penumpang di bandara ini jika tidak ada mobil yang menjemput. Beberapa anak-anak muda Backpacker tampak memanggul ransel masing-masing berjalan ke arah Padjadjaran tersebut.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun