Pernah suatu ketika saya merasa dia sudah melupakan pertemanan kami dulu itu, karena terlalu sibuk mengurus pekerjaannya dan keluarga besarnya. Tahun 2013, ketika saya dan isteri ber-backpacking ke Bali, dia tampak begitu sulit ditemui ketika saya sms dan telpon. Agendanya waktu itu tampak padat sekali... Tapi saya memakluminya....! Karena siapalah saya ini? Sedangkan dia sudah menjadi salah seorang dokter kandungan terkenal di Denpasar. Perbedaan status sosial seringkali menjadi faktor penyebab terkuat, bubarnya pertemanan sejati sekalipun. “Pasien pak dokter itu rata-rata 30 orang tiap sore hingga malam,” kata Slamet, supir pribadinya yang ikut mengatur administrasi di ruang praktek pribadi Dr Zakaria Adam SPOG tersebut. Sering juga pak dokter pulang pun ke rumah hingga jam 24:00 larut malam. “Oh, pantes, kadang sms saya tidak sempat dibalas. Mungkin dia sudah kelelahan mengurus pasien-pasiennya,” begitu pikir saya waktu itu. Sejak itu komunikasi kami seperti mandeg...Tapi, saya memakluminya... Bukankah memang demikian stereotype masyarakat moden perkotaan Indonesia saat ini...? Yang banyak memikirkan hal yang lebih penting dan yang harus dikerjakan, dari hanya sekedar nostalgia dengan teman-teman lama... Apalagi, jika teman lamanya hanya “orang biasa” saja....