Saya beruntung mengenal beliau dengan baik, mengikuti kiprahnya, baik dalam karier militer, pemerintahan, maupun di bidang sosial dan kemasyarakatan. Saya yakin, siapa pun yang mengenal dan mengamati tokoh nasional asal Sumatera Utara ini akan sepakat bahwa beliau adalah figur nasionalis yang mencintai bangsa ini lebih daripada kepentingan mana pun.
Pak Luhut memang bukan tipikal orang yang terlalu mementingkan basa-basi. Dia akan memilih kata-kata paling lugas untuk menyampaikan buah pikirannya. Bisa saja memang terasa terlalu pedas bagi orang yang sudah "terlanjur nyaman" dengan basa-basi.
Salah satu karakter yang paling menonjol, Pak Luhut akan spontan menolong orang yang membutuhkan atau meminta pertolongan kepadanya. Jika beliau katakan, "Saya akan bantu," maka dia akan bantu pada kesempatan pertama. Bila perlu, tanpa tedeng aling-aling beliau akan langsung menghubungi pihak-ihak yang beliau tahu bisa menyelesaikan persoalan itu, segera dan langsung di hadapan kita sendiri. Tidak ada istilah menunda-nunda.
Rasa hormatnya kepada senior dan pendahulu juga luar biasa. Bukan tipikal orang yang membuang sepah setelah manisnya habis. Sangat sering terlontar ucapannya dan tindakannya di berbagai forum tentang hal itu. Dia selalu menyempatkan untuk berziarah ke makam orang tuanya, juga orang-orang yang pernah menjadi atasannya seperti Jenderal TNI LB Moerdani. Dia juga seorang yang sangat loyal dan punya kesetiaan yang teruji. Beliau bertahan mendampingi Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), sampai detik detik terakhir meskipun Pak Luhut sdh sangat tahu, bahwa arah politik saat itu sudah pasti tidak menguntungkan bagi pilihannya tersebut.