Revolusi mental juga Jokowi pandang sebagai salah satu jalan untuk mengatasi kemiskinan, kelaparan, gizi buruk, pengangguran dan berbagai persoalan lainnya di negara ini. Hanya saja, bagaimana revolusi mental itu diimplementasikan? Pelaksanaan revolusi mental itu sebaiknya mulai dari siapa dan dari mana?
Jokowi mengatakan revolusi mental dimulai dari masing-masing kita sendiri, dari lingkungan keluarga, lingkungan tempat tinggal, lingkungan kerja, hingga lingkungan kota dan negara. Revolusi mental harus menjadi sebuah gerakan nasional.
Saya kira, revolusi mental ini sudah mulai diterapkan Jokowi mulai dari dirinya pasca pelantikannya sebagai presiden. Bentuknya apa? Sebetulnya tidak susah untuk menemukannya.
Pertama, ia membuat istana negara bisa dijamah langsung oleh rakyat. Bejibun dan menyemut rakyat yang menghantarnya menuju dan masuk istana. Tidak ada jarak antara rakyat dan dirinya sebagai presiden. Rakyat pun tak sungkan memanggil dan meneriakkan namanya.
Ya, Jokowi menunjukkan secara nyata dan simbolis bahwa ia ada bersama rakyat, menjadi bagian dari rakyat, dan bekerja bersama dengan rakyat. Ini jelas jauh berbeda dengan presiden sebelumnya, bukan?
Selama ini, lahan istana bak kuburan angker yang tak tersentuh oleh rakyat. Presiden menempatkan diri dan diposisikan bak raja feodal yang duduk di singgasana angkuh. Rakyat pun rasanya terasing dari pemimpinnya.
Kedua, saya kira, perekrutan menteri yang melibatkan KPK dan PPATK adalah bentuk revolusi mental yang lain. Pelibatan dua lembaga ini bisa membantu Jokowi menemukan mitra kerja yang pintar, jujur, tulus, tidak suka korupsi, dan mau bekerja keras bersamanya membangun Indonesia yang lebih baik.
Untuk tahap awal ini, kita tidak perlu melihat revolusi mental dalam bentuknya yang rumit, besar, dan dahsyat. Temukan revolusi mental itu dalam hal-hal sederhana, tapi memberi dampak yang luar biasa bagi terciptanya Indonesia hebat.
Mari kita terus mengawasi Jokowi agar benar-benar menepati janji-janjinya. Kalau 'gefans' jangan seperti burung beo. Kalau mengkritik Jokowi, jangan atas dasar kebencian. Rasa benci akan membuat penilaian kita jauh dari objektif. Mudah-mudahan saja.