Teknologi media sosial mengambil berbagai bentuk termasuk majalah, forum internet, weblog, blog sosial, microblogging, wiki, jejaring sosial, podcast, foto atau gambar, video, rating dan bookmark sosial. Teknologi termasuk blogging, picture-sharing, vlogs, dinding-posting, musik-sharing, crowdsourcing dan voice over IP, untuk beberapa nama. Agregasi jaringan sosial dapat mengintegrasikan banyak platform yang digunakan.
Dengan menerapkan satu set teori di bidang riset media (kehadiran sosial, media kekayaan) dan proses sosial (self-presentasi, self-disclosure), Kaplan dan Haenlein menciptakan skema klasifikasi dalam mereka (2010) Artikel Bisnis Horizons, dengan tujuh berbagai jenis media sosial:
proyek kolaborasi (misalnya, Wikipedia)
blog dan microblog (misalnya, Twitter)
Situs jejaring berita sosial (misalnya, Digg dan Leakernet)
komunitas konten (misalnya, YouTube dan Dailymotion)
situs jaringan sosial (misalnya, Facebook)
maya game-dunia (misalnya, World of Warcraft)
dunia sosial virtual (misalnya Second Life)
Namun, batas-batas antara berbagai jenis telah menjadi semakin kabur. ">Sebagai contoh, Shi, Rui dan Whinston (2013) menyatakan bahwa Twitter, sebagai kombinasi layanan penyiaran dan jaringan sosial, kelas sebagai "teknologi penyiaran sosial".Media sosial Ponsel.
Kita coba keluar dari penjabaran sosmed (sosila media), seperti yang telah kita ketahui pengguna sosial media kini bukan hanya kalangan dewasa, namun kalangan remaja sampai anak anak pun telah mahir menggunakan sosoial media, waw.. anak anak, anda yang sering mengakses media sosial tentunya tau, jika saat ini tidak ada batasan untuk mengakses semua situs, dengan mudahnya berbagai situs jejaring sosial, situs jual beli, situs media informasi sampai situs PORNO bisa di akses GRATIS, tentu bukan rahasia lagi jika anak anak jaman sekarang gemar sekali mengakses situs yang bebau porno, tak bisa di pingkiri juga, jika beberapa kasus kriminal sexs, yang tersangkanya adalah anak di bawah umur, itu adalah dampak dari sosial media, seharusnya para orang tua memberi batasan batasan kepada anaknaya saat anak itu di beri sebuah gadget, setidaknya mengawasi si anak, apa saja yang di akses, dan kapan saja anak itu boleh dan tidak untuk menggunakan gadgetnya.
Jangan karena anda beranggapan bahwa anda telah mampu memfasilitasi anak anda dengan sedemikian rupa, tanpa batasan batasan yang anda berlakukan kepada anak itu, maka dia akan mencari tahu hal hal yang menurutnya menarik unntuk di ketahui, di sinilah pentingnya pendidikan seks untuk anak, tentunya pendidikan seks dasar, sekali lagi saya jelaskan pendidikan seks bukan berarti menhajarkan bagai mana cara melakukan hubungan seks.
Bukan berarti media sosial selalau berdampak negatif terhadap anak, namun sedikit banyak ikut andil membentuk karakter anak, banyak pula pelajaran pelajaran online yang bisa di akses, :-)
