Kepala Lapas Magelang, Bapak Bambang Wijanarko, menyatakan, "Kami percaya bahwa Buku Register tetap menjadi alat yang sangat efektif dalam pencatatan data. Keputusan ini tidak berarti penolakan terhadap kemajuan teknologi, tetapi lebih kepada pengakuan terhadap nilai dan keandalan tradisi yang telah terbentuk di sini."
Buku Register di Lapas Magelang tidak hanya mencatat data dasar seperti identitas narapidana, tetapi juga mencakup berbagai aspek kehidupan di dalam lembaga tersebut, termasuk kunjungan keluarga, partisipasi dalam program rehabilitasi, dan catatan kedisiplinan.
Meskipun Buku Register tetap menjadi pusat pencatatan utama, Lapas Magelang tidak menutup diri terhadap perkembangan teknologi. Mereka memadukan keunggulan tradisional dengan elemen-elemen baru, seperti penggunaan teknologi untuk penyimpanan dan pencarian data yang lebih efisien.
Keputusan Lapas Magelang untuk mempertahankan Buku Register menunjukkan bahwa inovasi tidak selalu berarti menggantikan yang lama, tetapi juga dapat berarti menyatukan yang tradisional dengan yang modern untuk mencapai solusi yang terbaik.