# Untuk apa menikah?
Perkara pernikahan memiliki banyak persepsi di setiap kepala manusia. Lantas, sebenarnya untuk apa menikah? Harta sudah punya, relasi sudah punya, pekerjaan bagus sudah punya. Untuk apa menikah? Yup, mencari ketenangan hidup, karena itulah bisa disebut dengan separuh agama dan surga dunia (dalam Islam).
Lalu, bagaimana dengan mereka yang pekerjaannya pas-pasan, relasinya ngga luas, harta juga ngga punya, warisan apa lagi. Buat apa? Yup, mereka ingin menyatukan dunia mereka, mereka ingin menyatukan impian dan karya mereka agar besar dan melangit, mereka ingin membangun tim yang kuat untuk menebar banyak manfaat, pada tujuan intinya adalah mencari ketenangan hidup.
Kalau dipikir kembali, tidak semua manusia dipertemukan itu secara kebetulan. Dua manusia yang dipertemukan untuk saling belajar, menahan ego masing-masing, saling menyembuhkan luka terdalam, agar juga mereka bisa belajar memaafkan diri mereka sendiri.
Di dalam Islam, hal yang sangat rumit di kepala manusia itu diindahkan, dimudahkan dan dipahalakan. Mungkin dalam lingkup rumah tangga, perempuan dan laki-laki diarahkan dengan segala peta yang ada di dunia untuk saling mendukung, menguatkan, saling belajar, saling memahami. Untuk apa? Mencari ketenangan hidup.
# Bagaimana peranan laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga?
Ada 4 peran dalam pernikahan, yaitu:
1. Publik.
2. Domestik.
3. Produksi.
4. Reproduksi.
Mungkin ada beberapa yang janggal dalam pemikiran manusia mengenai pembagian tugas rumah tangga di 4 poin tersebut.
Langkah yang pertama adalah pihak yang bersangkutan harus saling mengenal dan menciptakan komunikasi yang sehat. Komunikasikan dengan pihak yang bersangkutan dengan 4 peranan tersebut. Sehingga akan terjadi saling mengerti, saling memahami potensi masing-masing. Dengan begitu, pihak yang bersangkutan akan saling belajar dan pada akhirnya akan saling memberikan kenyamanan sebagai salah satu kebutuhan hidup menurut Abraham Maslow.
Poin-poin yang perlu dieksekusi:
1. Buatlah daftar kebutuhan dan keinginan yang bisa diberikan oleh pasangan.
2. Buatlah daftar kekurangan yang tidak bisa dipenuhi untuk pasangan.
3. Pasangkan kebutuhan dan aksi yang bisa dilakukan.
4. Lakukan negosiasi apabila ada pihak yang keberatan.
5. Lakukanlah dengan totalitas untuk saling mendukung bukan untuk saling merendahkan.
6. Dengan begitu, pasangan akan saling mengkomunikasikan impian apa yang ingin diwujudkan. Sehingga akan lebih mudah untuk merealisasikan impian bersama.
Langkah kedua adalah aksi totalitas. Ingat! Dua pasangan adalah tim yang harus kuat, kuat untuk saling mendukung dan belajar. Di peran tersebut jangan sampai ada yang merasa berat sebelah. Bila ada, langsung dikomunikasikan dengan baik dan sehat.
# Bagaimana dengan pernikahan dengan segala permasalahannya?
Ada beberapa permasalahan dalam rumah tangga yang diliput oleh blog kementrian kesehatan, yaitu:
1. Perbedaan pendapat
2. Finansial
3. Kurang percaya kepada pasangan
4. Perbedaan pola asuh anak
5. Kekerasan dalam rumah tangga
6. Belum memiliki anak
7. Intervensi mertua
8. Komunikasi
Penyelesaian masalah memiliki banyak cara, yang pertama adalah mencegah konflik dan yang kedua adalah mengatasi konflik. Nah, di sini kita akan fokus terhadap bagaimana mencegah masalah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah masalah yaitu:Â