Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Motivasi Belajar

27 Maret 2019   13:57 Diperbarui: 27 Maret 2019   14:20 49 0
Sangu Urip
(Macopat - Pangkur)

Jam pitu mangkat sekolah,
Kaya ngene rasane dadi murid,
Wira-wiri saben esuk,
Angudi kapinteran,
Datan mutung lamun ta durung kantuk,
Tanda tamat pamulangan,
Kanggo sanguning ngaurip.

Bait Tembang Macopat nada Pangkur diatas menggambarkan suasana batin siswa. Sejauh ini pendidikan masih menjadi beban bagi para siswa. Sekolah sebagai bentuk formal pendidikan masih menjadi sesuatu yang memberatkan siswa. Proses bersekolah menjadi pekerjaan yang membosankan siswa.

Bait tembang diatas jika diterjemah bebas sebagai berikut :
Jam 7 berangkat sekolah,
Beginilah beratnya menjadi murid,
Pulang pergi tiap hari,
Mencari ilmu,
Tidak boleh putus asa/berhenti jika belum mendapatkan,
Tanda tamat sekolah (ijazah),
Untuk bekal kehidupan.

Berdasarkan bait tembang diatas, batin siswa mengeluh karena ribetnya bersekolah. Tiap hari harus bolak-balik ke sekolah. Pagi-pagi harus berangkat ke sekolah. Siswa dituntut bertahun-tahun untuk belajar. Tidak boleh berhenti, apalagi putus asa, jika belum berhasil. Keberhasilan itu ditandai dengan ijasah yang diperoleh dalam jenjang tertentu. Demikian beratnya beban hidup menjadi seorang siswa.

Demikianlah suasana kegelisahan siswa dalam mengarungi dunia pendidikan. Jika kita mau mencermati suasana batin siswa itu, sebenarnya sangat jelas sekali bisa kita ketahui dalam keseharian mereka. Suasana itu secara sederhana penulis tanyakan kepada para pembaca, khususnya jika pembaca seorang guru. Sambil membayangkan kejadian yang sesungguhnya, mohon pertanyaan dijawab(dalam hati saja,  sambil tersenyum boleh).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun