Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Rawa-rawa Pengetahuan Penelitian Deskriptif

20 Desember 2012   15:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:18 376 0
Dalam Bidang Ilmu-Ilmu Sosial ada dua kutub utama metode penelitian.
Kutub kuantitatif dan kutub kualitatif.

Metode yang paling populer di kutub kuantitatif adalah analisis korelasi,
sedang pada sisi kualitatif ada si klasik dan populer: metode penelitian deskriptif.

Dalam penelitian deskriptif, semua hal "diterima sebagai kebenaran."
Bahwa tugas peneliti bukan membenarkan atau menyalahkan sesuatu,
bukan untuk menghubungkan suatu hal dengan hal lainnya,
bukan juga untuk menentukan seberapa kuat hubungan yang satu dengan yang lainnya.

Siapa yang bisa dan berhak menentukan suatu hal itu benar atau salah?
Siapa yang bisa dan berhak memutuskan mana yang kuat dan mana yang lemah?
Siapa yang bisa dan berhak menetapkan mana yang bergantung dan mana yang bebas?

Hasil-hasil penelitian deskriptif sebenarnya telah menjadi dasar dari banyak penelitian kuantitatif.
Karena itu agak aneh bila peneliti berorientasi kuantitatif menggugat dasar yang ia pijak sendiri.

Pecinta metode kuantitatif memang sudah sejak lama menggunggat metode penelitian kualitatif
yang dianggap tidak terukur dan tidak terarah.

Tapi masa itu sudah lewat.
Pada periode post-modern,
metode kualitatif malah kembali populer dan menggugat "kemapanan" penelitian kuantitatif
yang dianggap semu dan penuh rekayasa.

Penelitian deskriptif sama seperti namanya: "hanya" mendeskripsikan saja.
Hampir sama seperti gambaran air yang mengalir kemana saja membentuk rawa-rawa pengetahuan.

Untuk apa memaksakan diri mengukur apakah ada suatu hubungan atau tidak?
Untuk apa memaksakan diri mengukur seberapa kuat bentuk suatu hubungan?

Kualitas suatu hal tak perlu dipaksakan menjadi angka-angka.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun