KKN UIN Sunan Kalijaga Kelompok 160 merupakan kelompok yang mendapatkan tugas pengabdian di dusun Ngipik sejak 10 Juli 2024 lalu. Sejak kelompok kami mengetahui terkait tingginya angka stunting di Desa Tegalrejo, khususnya di Dusun Ngipik, kami melakukan pengamatan mengenai hal-hal yang mempengaruhi hal tersebut.
Kami melakukan komunikasi dengan pihak-pihak terkait, seperti kepala Dukuh Ngipik, ketua RW dan ketua RT, hingga ibu-ibu kader yang secara langsung berhubungan dengan anak-anak stunting. Hasilnya kami menemukan bahwa telah banyak dilakukan upaya-upaya untuk mencegah stunting, misalnya dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap bulannya pada posyandu balita, monitoring melalui posyandu remaja, hingga berbagai program penunjang lainnya.
Sayangnya, angka stunting di dusun Ngipik sendiri tidak banyak berubah hingga sekarang. Sepanjang kami hidup berdampingan dengan masyarakat dusun Ngipik, kami juga banyak mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada sembari mengamati kebiasaan sehari-hari.
Dari pengamatan tersebut, kami menemukan setidaknya dua kebiasaan sehari-hari yang belum menjadi perhatian bagi masyarakat namun memiliki efek signifikan bagi meningkatnya angka stunting di dusun Ngipik.
Pertama, kebiasaan minum teh manis. Dusun Ngipik memiliki banyak sekali kegiatan dan selama hampir satu bulan, nyaris tidak ada waktu kosong setiap harinya bagi kami karena harus hadir di berbagai kegiatan tersebut. Sehingga kami sendiri merasakan bahwa dalam satu hari, kami bisa dihidangkan teh manis satu hingga tiga gelas. Selain itu, kebiasaan minum teh manis juga tidak hanya dilakukan ketika dalam kegiatan atau pertemuan warga saja, di rumah masing-masing warga memang menyukai teh manis.
Di sisi lain, teh manis memiliki efek yang kurang baik kaitannya dengan stunting. Kami melalukan studi pustaka mengenai efek samping teh manis, salah satunya yakni dapat menghambat penyerapan zat besi yang juga mengakibatkan anemia, padahal Ibu hamil dengan anemia merupakan pintu pertama menuju anak stunting.
Kedua, paparan asap rokok. Sebagai salah satu negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia, maka sangat mudah menemukan orang merokok di sekitar kita, begitu pula di dusun Ngipik. Masih banyak orang tua yang belum memberikan perhatian mengenai bahaya paparan asap rokok bagi para ibu hamil maupun anaknya. Padahal paparan asap rokok memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan anak, baik sejak dalam kandungan melalui ibu hamil maupun ketika anak sudah lahir.
Dari kedua temuan tersebut, kami melakukan sosialisasi kepada masyarakat berbarengan dengan kegiatan posyandu balita di Dusun Ngipik pada hari Rabu, 7 Agustus 2024 di balai dusun Ngipik.
Kami mengajak masyarakat untuk memperhatikan kebiasaan-kebiasaan kecil yang justru memberikan efek yang signifikan bagi meningkatnya angka stunting. Kami memberikan tips kepada masyarakat agar tetap dapat minum teh namun tidak
memberikan efek samping yang buruk. Selain itu juga kami mengajak masyarakat untuk lebih aware terhadap paparan asap rokok.
Untuk menangani kedua hal tersebut, kami juga mendapati bahwa banyak masyarakat yang memiliki tanaman kelor di rumahnya, sehingga kami menjelaskan mengenai manfaat yang dimiliki oleh tanaman yang dijuluki sebagai The Miracle Tree.
Sosialisasi tersebut berjalan dengan lancar, masyarakat juga antusias untuk mulai memperhatikan kedua hal tersebut. Kami berharap kegiatan sosialisasi ini dapat menjadi wadah pengingat bagi kita semua untuk kembali melihat apakah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari sudah baik atau masih perlu kita modifikasi kembali.