Ungkapan "No Rocky, No Party" beberapa tahun belakangan ini kerap didengungkan. Beberapa kalangan yang begitu memuja pikirannya yang kritis, tajam, dan berani. Sebaliknya,  beberapa juga ada yang mengumpatnya tak karuan karena terlampau keras dan telanjang dalam mengejawantahkan pikirannya. Rocky Gerung jenis manusia yang perlu dilestarikan menurut hematku, pun  perlu terus ditampilkan sebagai penyeimbang di tengah konstelasi politik praktis yang kadang perlu dibacoti agar kembali ke koridor jalan yang sesuai jalurnya. Tulisan ini bukanlah bentuk sentimen subjektifku terhadap Rocky Gerung, pun tulisan ini bukan puji-pujian lamis kepada Rocky Gerung. Tulisan ini sebenarnya hanya analisis
otak-atik mathuk setelah saya menggauli sejarah Filsafat Yunani yang secara khusus membahas Kaum Sofis.Â
KEMBALI KE ARTIKEL