Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa perubahan nama ini adalah hasil dari diskusi panjang dengan berbagai tokoh masyarakat Sumatera Barat. "Pembangunan masjid ini berkat inisiatif Pak Gamawan Fauzi dan dilaksanakan oleh Pak Irwan Prayitno. Nama baru ini kita pilih setelah berdiskusi dengan para tokoh di Sumbar, dan akhirnya kita sepakat mengabadikan nama Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi," jelas Mahyeldi.
Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi bukanlah nama asing di dunia Islam. Beliau dikenal sebagai imam besar di Masjidil Haram dan mufti di Arab Saudi, sekaligus tokoh asal Minangkabau yang dihormati di kancah internasional. "Beliau adalah figur yang sangat dihormati baik di sini maupun di luar negeri. Nama beliau kami pilih karena kontribusinya yang luar biasa dalam dunia Islam dan juga karena beliau adalah putra asli Sumatera Barat," tambah Mahyeldi.
Perubahan nama masjid ini juga diharapkan membawa dampak positif bagi perekonomian dan pariwisata Sumatera Barat. "Kami berharap dengan nama baru ini, investasi dan kunjungan wisatawan ke Sumbar akan meningkat. Selain itu, kami ingin perubahan ini menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk terus berprestasi," ujar Mahyeldi penuh harap.
Momen peresmian ini bertepatan dengan 1 Muharram 1446 H, yang juga dianggap sebagai awal tahun baru dalam kalender Islam. "Pemilihan tanggal ini bukan kebetulan. Kami ingin menjadikan 1 Muharram sebagai hari bersejarah bagi Sumatera Barat, sebuah awal baru untuk mewujudkan Sumbar yang madani dan lebih baik di masa depan," pungkas Mahyeldi.
Dengan nama baru ini, Masjid Raya Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi diharapkan tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga simbol kebangkitan dan semangat baru bagi seluruh masyarakat Sumatera Barat.