Sekilas mungkin mereka (distriction, ilusi dan penipuan diri, berganti fokus) berbeda, tetapi menurut saya pada intinya sama. Semuanya adalah tentang pengalihan agar kita lupa akan sesuatu. Di blog Raditya Dika tertulis Mark Conrad mengatakan, "Kita butuh distraction, kita butuh ilusi dan penipuan-diri, untuk menghindarkan kita terhadap "kenyataan menyakitkan dari hidup". Kenyataan, bahwa apa yang kita punya sekarang hanyalah sementara. Engga ada kekal, engga ada yang selamanya."
Yap, kita tahu bahwa kita semua akan mati, kita semua tahu bahwa hidup ini sementara, dan terkadang hal tersebut membuat kita khawatir, kita khawatir akan kematian, kita takut akan kematian. Maka, kita perlu distraction (atau bisa juga diartikan sebagai selingan), kita perlu ilusi dan penipuan diri, kita perlu berganti fokus. Untuk apa? tentunya untuk menghilangkan kekhawatiran kita atau bahkan ketakutan kita.
Di dunia ini banyak hal yang tidak menyenangkan; hal membuat kita khawatir, gelisah, takut, ataupun sedih, dengan pengalihan tadi, kita sementara akan lupa pada hal yang yang tidak menyenangkan itu. Perhatian kita teralihkan, fokus kita bergeser.
Saat ini saya sedang merasa homesick, dan ini mengganggu sekali dan tidak menyenangkan bagi saya. Mengapa? sebab saya akan merasa sedih. Saya mencoba untuk menyibukkan diri sebagai "pengalihan", setidaknya mengurangi kesedihan saya. Pada intinya, tetap kita tidak boleh terfokus pada apa yang tidak menyenangkan kita, tapi beralihlah, bergeserlah!
Kita bisa membuat "pengalihan-pengaliahan" sendiri. Saya mencoba menyibukkan diri sebagai peralihan, menyibukkan diri dengan apapun baik itu main, futsal, nonton film, jalan-jalan, atau apapun. Apapun bisa menjadi "pengalihan" kita selama itu bisa membuat fokus perhatian kita teralihkan. Semangat