Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Stop Buang Minyak Jelantah! Mahasiswa UNDIP Gelar Sosialisasi dan Demonstrasi Cara Pembuatan Sabun Cair Cuci Tangan Berbahan Baku Minyak Jelantah pada Ibu-Ibu PKK Desa Mlale Kecamatan Jenar - Sragen

8 Februari 2023   16:00 Diperbarui: 8 Februari 2023   16:05 247 0

          Sragen -- Jawa Tengah (21/1). Salah satu kebutuhan penting yang diperlukan oleh masyarakat Indonesia adalah minyak goreng. Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan sebagai bahan pangan. Setelah penggorengan berkali-kali, minyak goreng akan menghasilkan limbah minyak atau yang biasa disebut dengan Minyak Jelantah. Minyak jelantah ini tidak layak konsumsi karena asam lemak yang terkandung dalam minyak goreng akan semakin jenuh dan berubah warna sehingga tidak sehat untuk dikonsumsi (Kusumaningtyas et al., 2019).

          Di sisi lain, sebagian besar pengguna minyak goreng kerap kali langsung membuang minyak jelantah ke tempat-tempat pembuangan seperti saluran air ataupun tanah. Kondisi yang terus-menerus seperti ini akan menyebabkan pencemaran lingkungan dan berpotensi merusak kehidupan beberapa komunitas makhluk hidup di sungai, aliran akhir dari selokan-selokan dan merusak komponen kandungan tanah (Etriya et al., 2004).

          Dihadapkan dengan permasalahan tersebut, Mahasiswa KKN UNDIP, Rebekka Kristin Panjaitan (Teknik Kimia 2019), memberikan edukasi dan sosialisasi terkait pemanfaatan kembali minyak jelantah yang tidak digunakan menjadi sabun cair cuci tangan. Sosialisasi dilakukan kepada Ibu-Ibu PKK Desa Mlale dengan tujuan untuk pemberdayaan dan pemberian inovasi dan ide baru terkait pembuatan suatu produk dari limbah rumah tangga yang ramah lingkungan dan ekonomis terkhusus minyak jelantah. Minyak jelantah ini dapat diolah kembali sebagai bahan baku pembuatan sabun karena kandungan asam lemak dari minyak nabati yang cukup tinggi. Minyak Jelantah ini dapat diolah menjadi sabun baik dalam bentuk cair maupun padat (Prihanto & Irawan, 2019).

          Dalam hal ini, daun pisang juga berperan sebagai salah satu bahan yang akan digunakan dalam pembuatan sabun dengan menimbang akan banyaknya komoditas pisang di Desa Mlale namun pemanfaatannya yang masih kurang maksimal. Daun pisang mengandung senyawa flavonoid dan senyawa fenolik yang memiliki efek antibakteri dan antioksidan (Sahaa et al., 2013). Daun ini penuh dengan senyawa nabati seperti epigallocatechin gallate, atau EGCG (juga hadir dalam teh hijau), dan antioksidan kuat lainnya. Oleh karena itu, daun pisang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri dan antioksidan serta pemberi warna dalam pembuatan sabun yang ramah lingkungan dan lebih ekonomis

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun