Seperti jamak yang selama ini terjadi menjelang pemilu, bermacam “dagangan” ditawarkan. Dari yang kasat mata, mulai kaos sampai baliho yang konon katanya bisa merangsang birahi pertumbuhan ekonomi, sampai yang paling absurb sekalipun, berupa platform yang seakan selalu sama meskipun periode telah berbeda. Berbagai janji (yang katanya program) disusun. Ada yang menjual kegemilangan akademis. Ada yang menjual keyakinan feodal. Dan bahkan ada yang menjual “kajayaan “ masa lalu. Entah bagaimana kejayaan itu mereka tafsirkan.
KEMBALI KE ARTIKEL