Suara motor yang memasuki halaman rumah sekitar jam 10 malam itu selalu aku tunggu. Tak lama setelah mesin motor dimatikan biasanya pintu terkuak, abah masuk tanpa ada kalimat. Hanya mengangsurkan bungkusan berisi makanan. Biasanya terang bulan dengan isi kacang tanah, atau pukis yang lembut. Lain waktu berisikan bungkus kertas yang di dalamnya
wangi roti Minseng yang khas. Semua makanan yang dibawakan abah itu enak, bahkan aroma dan rasanya pun masih lekat di otakku.
KEMBALI KE ARTIKEL