Angin yang mendiamkanmu di belakang, dan turus-turus imperata yang kau aromanya kau hirup dalam-dalam, seakan-akan lapang alam adalah duniamu sore itu, cahaya emas menyiram jalanan yang kau mohon untuk pelan-pelan saja melintasinya, lekat sekali lagi matamu memohon.
KEMBALI KE ARTIKEL