[caption id="" align="alignnone" width="502" caption="Ada Kemungkinan Duet Hatta-Jokowi (
http://hatta-rajasa.info)"][/caption] Sejumlah hasil survei yang diumumkan oleh beberapa lembaga survei belakangan ini mencuatkan nama Hatta-Jokowi sebagai pasangan ideal dan punya peluang besar memenangkan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Duet Hatta Rajasa yang adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian dan Joko Widodo (Jokowi), Gubernur DKI Jakarta tersebut disambut positif oleh banyak kalangan. Bahkan, di beberapa daerah, seperti di Solo, Jawa Tengah, bertebaran spanduk dukungan duet 'maut' tersebut. Namun di sisi lain, hal ini justru menjadi 'ancaman' bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) yang berencana kembali mengusung Ketua Umumnya, Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut. Menanggapi berbagai dukungan atas pasangan Hatta-Jokowi, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan, Tjahjo Kumolo angkat bicara soal ini. "Ini kan namanya enaknya sendiri. Setahu saya Jokowi figur yang taat pada instruksi dan penugasan dari ibu Ketua Umum PDI-P. Biarkan Jokowi melaksanakan janjinya membangun DKI sebagai gubernur terpilih. Persoalan tahun 2014 nanti masih satu tahun biarlah keputusan pada PDI Perjuangan bukan karena dijodohkan orang apalagi partai lain," kata Tjahjo menanggapi Wakil Ketua DPD Laode Ida (kini salah satu calon legislatif dari Partai Amanat Nasional/PAN) yang beberapa waktu lalu mengeluarkan himbauan untuk mendukung pasangan Hatta-Jokowi pada Pilpres 2014, sebagaimana diberitakan
kabarcepat.com, Senin, (29/04/2013). Nampaknya, Tjahjo agak tidak suka dengan adanya wacana pasangan Pilpres Hatta-Jokowi tersebut. Apakah ini berarti PDI-Perjuangan khawatir bahkan takut kalau-kalau popularitas Mega kalah dari Hatta atau bahkan Jokowi? Patut dicermati lebih dalam. Popularitas dan elektabilitas Jokowi terus beranjak naik, bahkan menjadi salah satu capres potensial. Megawati, sang Ketua Umum PDI Perjuangan, partai dimana Jokowi juga bernanung pun, menurut hasil survei kalah jauh dari popularitas mantan Walikota Solo ini. Kompas.com Senin, (6/5/2013) menyebutkan, "faktor Megawati" tak lagi berperan dominan dalam popularitas PDI-Perjuangan. Diberitakan
media ini, hasil survei Lembaga Survei Nasional (LSN) terhadap pemilih pemula menyebutkan, Sosok Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo memberikan sumbangan faktor penyebab pilihan partai sebesar 9,5 persen. Sementara Megawati yang adalah atasannya dalam partai tersebut hanya memeroleh dukungan 7,1 persen. "Mega justru kalah populer dari partainya karena Mega dianggap konservatif dan feodal. Hasil survei tersebut menunjukkan adanya 'Jokowi effect' untuk PDI Perjuangan," ujar Direktur Eksekutif LSN Umar S Bakry di Hotel Atlet Century Park, Jakarta, Minggu (5/5/2013). LSN mengumumkan popularitas partai politik di mata pemilih pemula dengan keunggulan PDI Perjuangan yang memperoleh 19,5 persen, dan diikuti Partai Golkar dengan perolehan 19,3 persen, serta Partai Hanura dengan perolehan 12,8 persen. Demikian halnya Jokowi, nama Hatta pun terus mencuat dalam beberapa hasil survei. Padahal, Hatta sendiri belum menyatakan diri maju pada Pilpres 2014. Berkaca dari ulasan di atas, maka pantas jika PDI Perjuangan was-was, kalau kader terbaiknya dicaplok partai lain. Atau bahkan lebih dari itu, Jokowi menang telak atas Megawati dalam ajang Pilpres 2014. Jika demikian, sah saja Sekjen PDI Perjuangan berang kalau kadernya terbaiknya Jokowi diduetkan dengan kader terbaik PAN.
KEMBALI KE ARTIKEL