Pada tahun 1925, Soekarno, Soenarjo, Ali Sastroamidjojo dan Sartono mendirikan sebuah perkumpulan bernama
Algemeene Studie Club. Perkumpulan ini berupaya menaungi kaum intelektual muda Indonesia yang memiliki kepedulian Pada 4 Juli 1927,
 Algemeene Studie Club mengadakan rapat di Bandung. Hasil rapat tersebut menyetujui pembentukan Perserikatan Nasional Indonesia. Rapat tersebut juga menetapkan Soekarno sebagai ketua Umum Perserikatan Nasional Indonesia. Adapun beberapa tokoh lain tokoh yang bergabung dalam kepengurusan Perserikatan Nasional Indonesia yaitu dr. Cipto Mangunkusumo, Anwari, Sartono, Iskaq Tjokroadi surjo, Soenarjo, Budiarto, dan Samsi. Sejak pertama berdiri, Perserikatan Nasional Indonesia ini memiliki sifat radikal, ini terlihat dari strategi perjuangannya sebagai berikut.
- Nonkooperatif berarti tidak bersedia melakukan kerjasama dengan pemerintah kolonial Belanda;
- Selfhelp berarti prinsip menolong diri sendiri, yaitu memperbaiki keadaan politik, ekonomi, dan sosial budaya yang telah rusak oleh penjajah;
- Marhaenisme berarti usaha mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan kesengsaraan.
KEMBALI KE ARTIKEL