Jika kemarin saya menulis penolakan kaum buruh di Jakarta yang disuarakan asosiasi dan konfiderasi buruh di tingkat pusat. Sekarang saya ingin menuliskan penolakan kaum buruh di daerah.
Kaum buruh di Jawa Timur sangat kecewa dengan Jokowi dan timnya. Mereka merasa ditipu oleh Rieke Diah Pitaloka, yang mengajak buruh ikut mendukung Jokowi sebagai capres. Ajakan dukung Jokowi Presiden itu dilontarkan Rieke dalam rapat koordinasi persiapan May Day atau Hari Hari Buruh Internasional di Surabaya.
Penasihat Hukum KSPI Jawa Timur, Pujianto, menjelaskan saat undangan rapat bersama Rieke Diah Pitaloka, atau yang biasa disapa Oneng itu, informasinya adalah rapat konsolidasi peringatan May Day. Namun, saat hadir di lokasi, ternyata dikemas dengan dukungan untuk Jokowi. Sehingga, para buruh yang hadir merasa ditipu atas undangan itu. Kontan saja, ajakan itu ditentang oleh para buruh karena mereka menilai Jokowi tidak memihak kepada nasib buruh.
Tak hanya itu, para buruh juga menganggap dalam pencalonannya Jokowi didahului dengan praktik korupsi. "Belum jadi presiden saja Jokowi sudah korupsi. Korupsi apa? Korupsi sistem. Menjadi presiden karena diminta oleh yang memberi tanggung jawab. Dia tunduk kepada yang memberi tanggung jawab, ini yang namanya korupsi sistem," tandas dia.
Selain itu, para buruh menegaskan bahwa persoalan di Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan blusukan, Indonesia tidak bisa diselesaikan dengan filosofi kerja, kerja dan kerja. Tapi itu semua hanya bisa diselesaikan dengan sebuah grand desain. Mereka melihat justru Prabowo yang memiliki grand desain untuk masa depan Indonesia yang lebih baik dan memiliki kepedulian terhadap kalangan buruh. Karena itulah, 17 elemen buruh di Jatim di antaranya SPSI, LEM, KEP, RTMM, PBMI, NIBA, PBMI, Sarbumusi, SBSI dan lain-lain siap menangkan Prabowo-Hatta.