Seharusnya polisi gak boleh pandang bulu terhadap pelanggaran hukum. Tapi entah kenapa polisi kita suka double standard, dimana pelanggaran hukum bisa dibiarkan untuk golongan golongan tertentu. [caption id="attachment_220538" align="alignnone" width="220" caption="Pudding Basin Helm"][/caption] Masalah yang ingin di bahas adalah HELM Ber logo SNI. Sekarang polisi dengan gencar menangkap orang orang yang menggunakan helm tidak berlogo SNI. Baik dari helm catok atau helm helm half helmet atau yang biasa disebut Pudding Basin. (Kemaren ngeliat bule ditangkepin di Bali gara gara dia pake helm pudding basin yang gak full face dan gak ada logo SNI tentunya). Selain sosialisasi mengenai peraturan helm SNI gak dengan baik disampaikan kepada turis yang menyebabkan mereka di tilang dan di kuliahin tentunya. Polisi mempunyai double standard. Sepertinya kalau menggunakan helm tapi gak full face atau berlogo SNI itu merupakan pelanggaran mutlak dan harus ditilang. Tapi kalau orang pake peci putih itu boleh dan dianggap sama seperti helm full face berlogo SNI. Entah kenapa saya sering liat orang orang yang mengadakan pengajian di Masjid di pinggir jalan raya (contoh nyata di daerah Tebet), mereka tidak menggunakan helm, berkendaraan beramai ramai hanya menggunakan peci/kopiah putih. Kok ini dibiarkan? bukankah hukumnya sudah jelas? Apakah peci lebih aman dari helm catok sehingga diperbolehkan? Atau ada alasan lain dibalik pembiaran ini oleh polisi? Pokoknya saya gak mau tau. Kalau mereka boleh pakai peci, saya mau pake helm pudding basin. Kan gak lucu naek Moge 1200cc pakenya helm full face kaya naek super bike atau motor trail.
KEMBALI KE ARTIKEL