Pasalnya dalam laga tersebut, pemain yang merumput bersama Tokyo Verdi memainkan peran ganda yakni menjadi penyumbang assist sekaligus membuat Indonesia harus bermain dengan 10 pemain karena mendapatkan kartu merah di pertengahan babak kedua.
Gol pertama dan kedua Indonesia tidak lepas dari kontribusi mantan pemain PSIS Semarang tersebut. Pada menit ke-10 Arhan berhasil mengukir assist setelah lemparan kedalamnya mampu dimaksimalkan oleh Komang Teguh Trisnanda dengan tandukannnya untuk merobek gawang Vietnam dan membawa Indonesia memimpin 1-0.
Begitupula pada menit ke-53 gol yang tercipta pun berawal dari lemparan kedalam yang dilakukan Pratama yang membahayakan gawang Vietnam. Bola sempat di tinju oleh Kiper Vietnam namun bola justru mengarah ke Marselino Ferdinan.
Mantan pemain persebaya Surabaya tersebut pun melepaskan tembakan dari luar kotak pinalti yang berhasil dibelokkan oleh Ferarri untuk membawa Garuda muda kembali memimpin 2-1.
Namun kegemilangan Arhan terhenti pada menit ke-59 seusai sang pemain berusaha menghentikan pemain Vietnam yang berujung kartu kuning kedua. Itu artinya ia resmi mendapatkan kartu merah dan harus keluar lapangan lebih awal.
Bermain dengan 10 pemain dengan waktu 30 menit tersisa bukanlah durasi yang sebentar. Stamina dan mental pemain pun diuji. Kepanikan tampak jelas, selain itu Vietnam pun menggempur habis habisan wilayah pertahanan Indonesia dan berujung dengan gol bunuh diri dari Bagas Kaffa yang salah mengantisipasi pada menit ke-80
Dalam kondisi 2-2 dan hanya bermain dengan 10 pemain, Indonesia semakin tertekan. Apalagi jika laga sampai dilanjutkan dengan extra time 2x15 menit mungkin Indonesia sudah tidak sanggup lagi bertahan.
Beruntungnya ditengah harapan yang hampir hilang Muhammad Taufany menyelamatkan Indonesia dengan gol pamungkas menjelang berakhirnya laga yang membuat Indonesia melaju ke babak final Sea Games 2023.
Kemenangan Indonesia layak disyukuri oleh masyarkat Indonesia bahkan oleh Pratama Arhan secara khusus. Jika saja Indonesia harus angkat kaki gara gara bermain dengan 10 pemain, bisa jadi Arhan akan menjadi target utama akan kemarahan netizen Indonesia.
Karna pada dasarnya netizen Indonesia akan fokus kepada kesalahan tersebut jika laga berujung hasil negatif. Walaupun Arhan sudah berkontribusi pada dua gol awal namun itu menjadi tak berarti sama sekali layaknya peribahasa "karena nila setitik rusak susu sebelanga"