Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Ketika Tontonan Berubah Jadi Tuntunan dan Pentingnya Selektif dalam Banyak Hal

5 April 2023   10:12 Diperbarui: 5 April 2023   10:13 523 11
Menonton adalah salah satu aktivitas yang paling disukai oleh masyarakat Indonesia dan untuk kategorinya itu terdiri dari banyak versi.

Ada yang lebih suka film aksi, horor, percintaan bahkan religi. Kebiasaan menonton seolah mengubah kiblat pembelajaran, maka tak heran film film yang harusnya hanya sebatas tontonan malah menjadi Tuntunan.

Tak sedikit orang yang kehidupannya itu terinspirasi dari film. Bisa jadi karna latar belakang ceritanya sama dengan kehidupan orang yang nonton atau justru karna ketertarikannya kepada si aktris/ aktor tersebut.

Jujur kalau saya pribadi bukan tipe yang suka menonton film apalagi jika film itu tayang di bioskop. Soalnya di Aceh sendiri ga ada bioskop *ehh

Palingan saya nontonnya kalau udah tayang di tv saja. Itupun kalau lagi mood nonton saja karna memang hobi saya bukan menonton. Bahkan semenjak tahun 2015 bisa dikatakan saya sama sekali tidak menonton televisi.

Alasan yang pertama karna saya merasa menonton itu banyak membuang waktu sedangkan saya harus memanfaatkan waktu untuk hal hal yang lebih penting dalam dunia nyata bukan menyibukkan diri dalam dunia drama.

Alasan kedua karna perubahan kebiasaan.jika orang dulu menganggap televisi adalah sarana hiburan maya satu satunya maka di masa kita sudah ada smartphone yang menyuguhkan banyak hiburan bahkan bisa untuk mengakses banyak hal. Dan bagi saya pribadi lebih asik main gawai daripada menonton acara televisi.

Namun kendati begitu saya masih tetap update kok terhadap banyal hal termasuk film film yang hendak ditayangkan.

Termasuk salah satu film religi yang sempat menimbulkan pro dan kontra. dan ketika saya melihat Trailernya itu memang merusak pola pikir terkhusus bagi anak anak remaja.

Saya tidak ingin menyebutkan judul film tersebut tapi sepertinya para pembaca akan paham film apa yang saya maksud jika saya sedikit memberikan clue.

Film ini menceritakan tentang kehidupan para santri dilingkungan pesantren. Namun sayang kelakuan di film tersebut sama sekali tidak mencerminkan anak pesantren bahkan sangat kontradiksi dan bisa menimbulkan efek negatif bagi yang menontonnya.

Sehingga tak heran banyak yang secara terang terangan mengkritik film yang satu ini bahkan pemuka agama agar tidak merusak pola pikir orang orang yang nantinya menonton film ini.

Karna seperti yang saya sebutkan diawal banyak tontonan saat ini menjadi tuntunan bahkan banyak orang awam yang belajar agama dari sebuah film religi yang ia tonton dan tentunya kita pun perlu selektif dalam memilih tontonan yang benar sehingga kita bisa mendapatkan nilai positif dari tontonan kita.

Apalagi selama bulan ramadhan yang harusnya banyak diisi dengan hal hal yang bermanfaat bukan dengan kesia siaan agar kita mendapatkan keberkahan dari puasa dan ramadhan kita.

Tidak ada larangan untuk menonton. Namun ingat pilihlah tontonan yang bermanfaat

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun