Adik laki laki saya sebenarnya shalatnya sudah tidak lagi bolong ketika dia berusia 11 tahun tepatnya dua tahun lalu. Namun ia tidak mau shalat dimesjid dan hanya shalat dirumah saja.
Namanya juga anak anak, kita tidak bisa terlalu keras padanya karna yang terpenting kokohkan saja dulu shalatnya kemudian baru secara bertahap kita jadikannya lebih sempurna.
Sebenarnya sekolahnya juga berkontribusi akan hal ini karna memberikan list kegiatan amalan selama bulan ramadhan untuk diisi termasuk didalamnya shalat Tarawih.
Alhamdulillah ia shalat Tarawih penuh 20 rakaat selama 3 malam awal ramadhan dan ke mesjid tidak dijadikannya sebagai ajang nyari tanda tangan imam Tarawih saja.
Namun dibalik kisah ini ada cerita unik yang meliputi, yakni terkait kotak amal. Di malam pertama dia shalat dia tidak berkomentar apapun.
Dimalam kedua diapun mulai mengomentari bahwa tadi dimesjid ada kotak amal. Karna dia bilang seperti itu saya pun bertaya "Adek ada ngisi uang ke kotak amal?"
Dia pun menjawab "Adek ga punya uang gimana caranya mau ngisi?". Ya sudah di malam berikutnya saya memberikannya uang agar ia terbiasa bersedekah di bulan ramadhan.
Dan setelah selesainya pelaksanaan shalat tarawih saya bertanya padanya lagi "Ada ngisi uang ke kotak amal tadi?". Justru jawabannya buat saya ketawa. Katanya lubang kotak amal itu kecil ga muat uangnya.
Mungkin dalam pikiran dia uang lembaran itu mode masuin langsung gitu aja makanya enggak muat padahal kan sebenarnya harus dilipat jadi ukuran kecil biar muat saat memasukan kedalam kotak amal.
Ada ada saja. Namun adek saya memang begitu adanya karna saking polosnya dia *hehe. Saya pun lupa bilang bahwa sebelum dimasuin ke kotak amal harus dilipat ukuran kecil dulu.
Menariknya dia berargumen lagi bahwa yang bisa muat dikotak amal itu cuma uang koin aja hehe. Ya sudahlah mungkin ia memang harus dikasih banyak pemahaman tambahan lagi termasuk kepada hal hal yang kita anggap sepele.
