Status juara bertahan yang diemban oleh timnas Prancis awalnya dianggap sebagai bumerang oleh banyak pengamat sepakbola apalagi dengan adanya mitos juara bertahan akan mengalami kesulitan bahkan dalam edisi 5 tahun terakhir piala dunia selalu saja terhenti fase grup.
Menjalani piala dunia dengan dibayangi kutukan tentu bukanlah hal yang menyenangkan karena beban yang diemban oleh sang juara bertahan menjadi semakin besar.
Namun berkaca kepada hal diatas, timnas Prancis tidak ingin main-main di gelaraan piala dunia kali ini.
Bahkan les bleus betup betul hanya ingin fokus pada sepakbola tanpa disibukkan oleh unsur politik yang di bawa dalam ranah sepakbola seperti yang dilakukan oleh negara Eropa lainya yang terlalu sibuk mengkampanyekan LGBT.
Akan tetapi ambisi sang juara bertahan menjadi semakin sulit ketika skuad prancis dihinggapi oleh badai cedera.