Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kesenian Indonesia Di Tanah Gurun

11 Juli 2012   15:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:03 1204 6

Nasionalisme bangsa Indonesia terusik kembali setelah tarian Tor Tor diakui Malaysia sebagai warisan budaya mereka. Padahal mungkin anak-anak jaman sekarang baru mendengar nama tarian tersebut. Ini bukan kali pertama terjadi, beberapa tahun silam lebih heboh lagi karena motif batik diakui sebagai warisan budaya Malaysia juga. Hingga akhirnya nyaris semua warga Indonesia mendadak pakai baju motif batik semua. Bahkan beberapa instansi pemerintah dan milik swasta menerapkan karyawannya berpakaian motif batik pada hari Jumat.

Apalagi warga Indonesia yang justru jauh dari tanah air bangga banget memakai motif batik khas Indonesia. Setiap kesempatan acara-acara komunitas Indoensia atau International Day di sekolah anak-anak selalu mengenakan pakaian motif batik. Bahkan tidak hanya pakaian, tas dan sepatu motif batik menjadi pilihan. Kami tidak hanya membanggakan kepada bangsa Malaysia tapi juga kepada bangsa-bangsa lain yang ada di negara yang kami tempati. Dengan motif batik tersebut bangsa lain dapat mengidentifikasi bahwa kami sebagai orang Indonesia. Meski tak jarang pula saya lihat beberapa bule ada juga yang suka memakai pakaian batik. Akhirnya batik memang menjadi ikon orang Indonesia.

Kini semakin banyak warga Indonesia yang bekerja sebagai tenaga ahli di Timur Tengah termasuk di Qatar. Kami hidup berdampingan dengan warga negara lainnya apalagi dengan warga ASEAN. Mungkin karena wilayah negara kami berdekatan, kemiripan bentuk wajah, postur badan, kesamaan dalam beberapa selera makanan bahkan kemiripan bahasa.

Menurut duta besar RI untuk Qatar bapak Deddy Saiful Hadi, ASEAN Community di Qatar mempunyai agenda bersama dalam membahas masalah-masalah substansi seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya negara-negara anggota ASEAN. Dari 10 negara anggota ASEAN di hanya 3 negara yang tidak memiliki perwakilan di Qatar yaitu Laos, Kamboja, dan Myanmar. Hal ini mungkin disebabkan jumlah warga negara tersebut yang ada di Qatar sedikit. Selain itu mereka juga mempunyai agenda non substansi seperti bazaar makanan atau pertandingan olah raga antar warga kedutaan negara ASEAN.

Sebulan lalu warga Indonesia di Qatar boleh berbangga hati kepada warga negara-negara ASEAN. Sebuah pagelaran pentas seni budaya bangsa ASEAN digelar di Katara, Doha. Acara yang diberi nama ASEAN Gala Dinner diadakan pertama kali pada 14 Juni 2012 di Qatar yang diselenggarakan oleh Malaysia. Acara serupa diadakan setiap tahun namun biasanya sebatas acara makan malam. Negara penyelenggaranya pun bergiliran.

Acara tahun ini selain makan malam setiap negara juga menampilkan pakaian nasional dan tarian khas negara masing-masing. Sebagaipenampilan pertama acara tersebut adalah Fashion Show pakaian nasional negara masing-masing. Indonesia menampilkan beberapa pakaian daerah di antaranya pakaian Sumatera Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Boleh dibilang Indonesia paling banyak menampilkan pakaian nasional karena keragaman suku bangsa kita beragam pula pakaiannya. Pakaian-pakaian tersebut ditampilkan oleh anak-anak Indonesia yang tinggal di Qatar. Termasuk dua anak remaja saya mengenakan pakaian daerah Nusa Tenggara Timur.

Setelah Fashion Show dilanjutkan dengan tarian daerah modern yang diberi judul Merah Putih karena pakaian penarinya menggunakan atasan merah dan bawahan putih. Para penonton dibuat terpukau dengan gerakan tarian ini yang kelihatan cantik dengan model baju seperti bersayap. Setelah itu penonton dibuai lagi dengan penampilan ibu-ibu yang memainkan alat musik tradisional angklung alat musik yang terbuat dari bambu. Mereka berjumlah 20 ibu-ibu menyanyikan lagu Yamko Rambe dan Cublak-cublak Suwang. Istri duta besar, ibu Endang, turut serta dalam penampilan ini.

Akhirnya penampilan terakhir dari Indonesia adalah tari Saman yang dibawakan oleh anak-anak Indonesia yang tinggal bersama orang tua mereka di salah satu daerah di Qatar bernama Al Khor. Sebagian besar warga Indonesia di Al Khor berasal dari Aceh atau Sumatera. Tarian sangat memukau hingga diberi applause yang sangat meriah dari para penonton. Bagaimana tidak karena tarian ini membutuhkan kecepatan dalam kesamaan gerak.

Dibandingkan dengan penampilan negara-negara lain memang kelihatan warga Indonesia paling siap dan menarik dibandingkan negara lain. Bukannya gede rasa, selang beberapa hari setelah acara ASEAN Gala Dinner saya bertemu dengan teman-teman asal Malaysia yang menyampaikan kekaguman mereka pada penampilan warga Indonesia dalam acara tersebut. Hmm rasa nasionalisme saya makinbertambah justru jauh dari tanah air.

Catatan dari tanah gurun....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun