Melihat kondisi saat ini, terdapat kekhawatiran sendiri bagi wali murid jika sekolah tatap muka tetap dilakukan. Peningkatan kasus Covid-19 menjadi salah satu faktor terbesar kekhawatiran orangtua murid jika tetap diberlakukannya kegiatan belajar mengajar tatap muka.
Tak dapat dipungkiri, anak sudah merasa jenuh mengikuti kegiatan pembelajaran secara daring. Keresahan ini pun disampaikan secara langsung oleh Syifa (16) selaku siswa SMAN 2 Depok, “walaupun belajar online tidak efektif dan kebanyakan lebih mementingkan nilai dari pada pemahaman tetapi dikondisi kaya gini kalau untuk sekolah tatap muka juga membahayakan kesehatan siswa dan warga sekolah yang lainnnya.”
Disaat yang bersamaan, Syifa juga mempertanyakan bagaimana jika kasusnya terdapat siswa yang positif Covid-19 dikala pembelajaran offline diberlakukan.
“karena jika ingin masuk sekolah offline harus swabtest, terus bagaimana dengan murid yang positif Covid-19? Secara tidak langsung mereka akan ketinggalan materi lalu bagaimana nasib rapot mereka?” ujar Syifa saat ditemui dikediamannya pada Kamis (24/12).
Pertanyaan demi pertanyaan serta keraguan yang terus membesar membuat wali murid maupun murid merasa cemas jika pembelajaran tatap muka tetap dilakukan ditengah pandemi. Meningkatnya angka positif Covid-19 hari demi hari membuat isu terkait kemungkinan gelombang kedua Covid-19 terjadi.
Rasanya pemerintah perlu mengkaji ulang terkait kebijakan pembukaan kembali sekolah di tahun 2021 ini, agar tidak ada penyesalan dikemudian hari dari berbagai pihak.