Krisis ekonomi yang terjadi sejak beberapa tahun yang lalu telah berdampak pada berbagai aktivitas kehidupan berbangsa dan bernegara di Indoensia. Krisis ini tidak hanya berdampak bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat, tetapi juga berpengaruh pada aktivitas pemerintahan, baik di tingkat pusat maupun daerah. Krisis ekonomi telah menyebakan terjadinya penurunan kapasitas fiskal daerah karena beberapa sumber penerimaan daerah, misalnya pajak dan retribusi cenderung menurun, baik jenisnya maupun nominalnya. Disisi lain, kebutuhan fiskal daerah relatif tetap bahkan untuk beberapa jenis pengeluaran yang terkena pengaruh langsung kenaikan laju inflasi, justru cenderung meningkat. Kedua kekuatan ini berdampak pada semakin besar kesenjangan fiskal yang dihadapi daerah.