Laki-laki kurus berkacamata tebal itu biasa saya panggil Abah Wahid. Saya mulai mengenalnya saat bibi saya menikah dengannya. Sekitar dua puluh tiga tahun yang lalu. Sebelum tinggal bersama bibi saya di kemayoran. Ia tinggal di Paseban-Salemba bersama keluarga besarnya.