Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Kolase Menggunakan Media Bahan Alam di TKDharma Wanita Persatuan Gending

5 Februari 2024   11:47 Diperbarui: 5 Februari 2024   12:19 191 0
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN GENDING



OLEH:
RATNA YUNITA,S.Pd






             TK DHARMAWANITA PERSATUAN GENDING
        KEBOMAS-GRESIK
2021






HALAMAN PENGESAHAN

Penelitian Tindakan Kelas

UPAYA PENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM
DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN GENDING

Oleh :
RATNA YUNITA

Telah disetujui oleh Kepala Sekolah Tk Dharma Wanita Persatuan Gending

Tanggal :  19 November 2021




Mengetahui,
Kepala TK Dharma Wanita Persatuan Gending



Siti Rochmah Agustinah, S.Pd
 
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM
DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN GENDING"
Dalam upaya penyelesaian penelitian ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis menghaturkan terimakasih kepada:
Ibu Kepala TK Dharma Wanita Persatuan Gending yang telah memberikan izin untuk tempat penelitian.
Teman sejawat yang telah membantu dan mendukung dalam proses penelitian.
Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan laporan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Penelitian Tindakan Kelas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan penelitian ini, serta semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya

Gresik, November 2021
Penulis




ABSTRAK
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BAHAN ALAM DI TK DHARMA WANITA PERSATUAN GENDING

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kemampuan motorik halus anak pada kegiatan kolase. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dalam pembelajaran di TK Dharma Wanita Persatuan Gending dengan media bahan alam (biji-bijian dan daun-daunan).  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 3 siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi pada masing-masing siklus. Subyek penelitian ini adalah kelompok B sebanyak 10 anak. Hasil penelitian menunjukkan pada siklus I terdapat beberapa peserta didik yang masih belum berkembang (BB) dan peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) hanya 10%. Pada siklus II terdapat peningkatan yaitu peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 40%. Namun, hasil ini belum memenuhi target peneliti, sehingga dilanjutkan pada siklus III. Pada siklus III ini peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 80% dan telah memenuhi target peneliti. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan kolase gambar dengan bahan alam (biji-bijian dan daun-daunan) dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak.

Kata kunci: Kemampuan motorik halus, kolase, bahan alam (biji-bijian dan daun-daunan)

 
Contents

HALAMAN PENGESAHANi
LEMBAR PENGESAHANii
KATA PENGANTARiii
DAFTAR ISIiv
ABSTRAK .................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1
Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
Rumusan Masalah2
Tujuan Penelitian3
Manfaat Penelitian3
BAB II KAJIAN PUSTAKA4
A.   Kemampuan Motorik Halus4
B.   Kolase5
C.   Hasil Dari Penelitian Yang Relevan Dengan Motorik Halus7
D.   Kerangka Berpikir10
E.   Hipotesis Tindakan10
BAB III METODE PENELITIAN11
   Subjek Dan Objek Penelitian11
   Lokasi Dan Waktu Penelitian11
  Prosedur Penelitian11
   Instrumen Penelitian18
   Metode Pengumpulan Data19
   Teknik Analisis Data20
G.   Indikator Keberhasilan21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN22
A. Hasil Penelitian ................................................................................................... 22
B. Pembahasan ......................................................................................................... 36
                 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 38
Kesimpulan ........................................................................................................ 38
Saran .................................................................................................................. 38
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 39

 
BAB 1
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) pada hakikatnya ialah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk menfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Oleh karena itu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kepribadian dan potensi secara maksimal. Kosekuensinya, lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) perlu menyediakan berbagai aspek perkembangan seperti: nilai agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial emosional, dan seni (Ulfah, 2015).
Kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK) didesain untuk memungkinkan kegiatan bermain peserta didik. Setiap kegiatan harus mencerminkan jiwa bermaian, yaitu senang, merdeka, dan demokratis. Permainan yang diberikan harus memuat pendidikan sehingga peserta didik dapat belajar. Untuk itu, pendidik di Taman Kanak-Kanak (TK) harus kreatif melihat potensi lingkungan dan mendesain pembelajaran yang menarik bagi peserta didik (Susanto, 2017).
Pengembangan fisik motorik merupakan salah satu pengembangan kemampuan dasar di TK. Bahan kegiatan pengembangan fisik motorik mencakup kegiatan yang mengarah padakegiatan untuk melatih motorik kasar dan halus yang terdiri atas gerakan-gerakan jalan, lari, lompat, senam, ketrampilan dan bola, ketrampilan menggunakan peralatan, menari, latihan rimtik dan gerak gabungan. Gerakan- gerakan dasar dilatihkan sedemikian rupa secara bertahap sehingga dikuasai oleh anak didik. Guru harus mencontohkan setiap gerakan dan anak didik diberi kesempatan untukmelakukannya bersama guru. Guru tidak hanya memberikan instruksi dan anak yang melakukan, akan tetapi kegiatan tersebut dilakukan bersama- sama.
Pengembangan motorik halus anak dilakukan melalui olah tangan dengan menggunakan alat atau media kreatif seperti kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat, plastisin, busa dan lain-lain. Dengan menggunakan media kreatif tersebut anak dapat melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot- otot tangan dan koordinasi mata, pikiran dengan tangannya. Agar kegiatan pengembangan fisik motorik dapat terlaksana dengan baik, maka anak didik dituntut memiliki perhatian dan daya tangkap yang baik pula, seperti kecepatan bereaksi, kesanggupan kerjasama, disiplin, jujur, sesuai dengan kemampuan anak (DirJen TK dan SD, 2007).
Peningkatan motorik halus anak melalui kegiatan kolase melibatkan koordinasi mata dan tangan. Banyak terjadi anak-anak suka tergesa-gesa dan kurang sabar. Kegiatan kolase di TK juga banyak  yang  menghadapi  beberapa permasalahan antara lain: (1)Anak tidak rapi atau kurang rapi dalam mengerjakan kegiatan kolase, (2) Anak juga tergesa- gesa dalam mengerjakan kegiatan kolase, (3) Karena pembelajaran yang monoton mengakibatkan anak cepat bosan dan jenuh, (4) Ada anak pada saat mau mengerjakan kegiatan kolase awalnya mau mengerjakan tetapi tidak mau menyelesaikan kegiatan kolase.
Perlu diketahui bahwa pada bidang kemampuan dasar seni, di indikator membuat mainan dengan tekhnik kolase. Ternyata banyak sekali manfaat yang diperoleh anak karena dalam kegiatan kolase dapat melatih konsentrasi anak, melatih daya ingat anak, melatih pengamatan, mengembangkan fantasi, imajinasi, kreasi, melatih otot-otot tangan, dan melatih koordinasi otot dan mata.
Dari hasil observasi di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending Pembelajaran Kolase dengan media bahan-bahan alam menimbulkan permasalahan pada anak sebagai berikut :
Hampir 75% anak Tk Dharmawanita Persatuan Gending belum bisa menempel sendiri sesuai dengan imajinasinya.
Anak  belum  bisa menempel  biji-bijian dan daun pada gambar tepat dan rapi.
Kelenturan tangan anak dalam menggunakan tangan sebagai persiapan menulis belum terlihat (masih kaku).
Unsur kesabaran dan kesungguhan pada anak belum terlihat belum terlihat dalam mengerjakan tugas atau kegiatan yang diberikan.
Dengan adanya permasalahan tersebut perlu diadakan penelitian tindakan kelas pada anak usia TK di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik dengan fokus penelitian hanya pada meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kolase dengan media bahan alam. Dengan tujuan untuk mempersiapkan anak masuk SD.

RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dengan menggunakan media bahan alam (biji-bijian dan daun) di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending Kecamatan  Kebomas Kabupaten Gresik.


TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase dalam pembelajaran di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending Kecamatan  Kebomas Kabupaten Gresik

MANFAAT PENELITIAN
D. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan tentang bagaimana cara  mengembangkan kemampuan motorik halus menggunakan teknik kolase.
D. Manfaat Untuk Pengembangan Praktis
Bagi Anak
Anak mendapatkan stimulus dan bimbingan dengan baik sehingga bakat kreativitasnya dapat berkembang secara optimal.
Bagi Guru
Guru dapat mengetahui kelemahan terhadap program pembelajaran yang ia lakukan di dalam kelas sehingga dengan kelemahan tesebut guru dapat memperbaiki diri.
Bagi Kepala Sekolah
Sebagai acuan melakukan supervisi guru terkait kinerja guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran bagi anak didik.
Bagi Sekolah
Mendapat kepercayaan dari orang tua karena sekolah telah berhasil membimbing anak untuk mendapatkan prestasi akademik.



BAB II
KAJIAN PUSTAKA

KEMAMPUAN MOTORIK HALUS
Definisi Motorik Halus
Kata motor dalam psikologi diartikan sebagai istilah yang menunjuk pada hal, keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot juga gerakan-gerakannya, demikian pula kelenjar-kelenjar juga sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Secara singkat motor dapat dipahami sebagai segala keadaan yang dapat meningkatkan ayau menghasilkan stimulasi/ rangsangan terhadap organ-organ fisik (Syah, 2014).
Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu, khususnya koordinasi mata dengan tangan yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih. Seperti, mencoret-coret, menyusun balok, menggunting, menulis, mengetik, menggambar, dan mengancingkan baju, dan lain-lain (Rudiyanto, 2016).
Motorik halus yaitu kemampuan yang melibatkan otot-otot halus yang mengendalikan tangan, kaki, kontrol koordinasi, dan ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Seperti, mengocok telur, mencocokan puzzle, membuka/merapatakan resliting, dan lain sebagainya (Beaty, 2013).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat peneliti simpulkan motorik halus adalah perkembangan fisik, gerakan yang melibatkan otot-otot halus yang dapat menggerakan jari jemari, khusunya koordinasi mata dengan tangan. Seperti, menulis, menngambar, mewarnai, bermain puzzle, mengancingkan baju, mengocok telur, dan lain-lain.

Tujuan perkembangan motorik halus
Tujuan peningkatan motorik halus diantaranya untuk meningkatkan kemampuan anak agar dapat mengembangkan kemampuan motorik halus, khusnya jari tangan dan optimalisasi ke arah yang lebih baik, dengan cara anak mampu mengembangkan kemampuan motorik halus jari tangannya ke arah yang baik (Rudiyanto, 2016).
Pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan mengembangkan motorik halus adalah mengembangkan kemampuan untuk menggerakan jari tangan anak ke arah yang lebih baik seperti anak yang tadinya belum bisa menulis jadi bisa menulis, anak belum bisa memakai sepatu menjadi bisa memakai sepatu sendiri.



Fungsi perkembangan motorik halus
Beberapa fungsi dari pentingnya mengembangkan perkembangan motorik halus adalah sebagai berikut:
Keterampilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan merasa senang mendapatkan keterampilan memainkan boneka, melempar dan menangkap bola, atau memainkan mainan lainnya.
Melalui keterampilan motorik halus anak dapat beranjak dari kondisi bergantung pada orang lain dan menjadi lebih mandiri dan percaya diri.
Melalui keterampilan motorik anak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah pada usia pra sekolah.
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa fungsi dari motorik halus supaya anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar, anak merasa percaya diri dan lebih mandiri.

Karakteristik motorik halus
Adapun karakteristik perkembangan motorik halus pada anak usia 5-6 tahun sebagai berikut:
Menggambar sesuai gagasannya
Meniru bentuk
Melakukan eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan
Menggunakan lat tulis dan alat makan dengan benar
Menggunting sesuai dengan pola
Menempel gambar dengan tepat
Mengekspresikan diri melalui gerakan menggambar secara rinci.
Beberapa karakteristik perkembangan motorik halus diatas dapat peneliti simpulkan bahwa pentingnya mengembangkan kemampuan gerak motorik halus anak supaya anak dapat mempersiapkan diri untuk melanjutkan kejenjang berikutnya.

KOLASE
Definisi Media Kolase
Media dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan untuk membawa informasi dari suatu sumber kepada penerima. Jika dikaitkan dengan pembelajaran, media diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk membawa informasi berupa materi ajar dapi pendidik kepada peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Kustiawan, 2016).
Kolase berasal dari bahasa Perancis, yaitu "Coller" yang berarti lem / tempel, jadi bisa dikatakan Kolase adalah sebuah teknik menempel unsur-unsur yang berbeda (bisa berupa kain, kertas, kayu, dan lain-lain) ke dalam sebuah frame sehingga menghasilkan sebuah karya seni yang baru. Secara umum kolase adalah teknik menggabung beberapa objek menjadi satu. Tidak hanya asal jadi, tapi objek --objek itu harus mampu bercerita untuk menciptakan kesan tertentu. Kolase merupakan perkembangan lebih lanjut dari seni lukis. Di mana pada awal abad ke-20 para perupa sering menambahkan (menempelkan) unsur-unsur yang berbeda ke dalam lukisan mereka seperti potongan-potongan kain, kayu ataupun kertas koran, namun memang ada perbedaan yang sangat signifikan antara seni kolase dan seni lukis (Moeslichatoen, 2004). Kolase ialah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel (Nicholson, 2005).
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase adalah alat untuk menyampaikan pembelajaran melalui kegiatan menempel supaya lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik.

Kelebihan kolase
Adapun kelebihan melalakukan kegiatan kolase diantaranya adalah: melatih konsentrasi, mengenal warna, mengenal bentuk (Sabekti, 2017).
Melatih konsentrasi
Kegiatan menempel ini membutuhkan konsentrasi serta koordinasi mata dan tangan. Koordinasi ini sangat baik untuk merangsang pertumbuhan otak dimasa pertumbuhan dan perkembangan anak (Mulyani, 2007).
Mengenal warna
Kolase terdiri dari berbagai warna seperti: merah, kuning, hijau, putih dan lain-lain, anak dapat belajar mengenal warna melalui kegiatan kolase (Hanindita, 2015).
Mengenal bentuk
Selain warna, beragam bentuk pada kolase bermacam- macam seperti bentuk geometri, hewan, tumbuhan, kendaraan dan lain sebagainya. Dengan kegiatan seperti ini anak akan lebih mudah dalam mengenal bentuk (Halimah, 2016).
Hasil pemaparan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa media kolase dapat digunakan untuk meningkatkan motorik halus peserta didik



Bahan yang perlu digunakan dalam membuat kolase
Adapun bahan-bahan yang perlu digunakan dalam pembuatan kolase seperti: biji-bijian dan daun (Suryanto, Wahyono, Aminah, 2009).
Biji-bijian
Biji-bijian ini banyak jenisnya, bentuk, ukuran, warna, dan tekstur. Biji-bijian (jagung, kacang hijau, kacang merah, kedelai) ini hendaknya dikeringkan terlebih dahulu supaya teksturnya tidak berubah.
Daun
Daun meimiliki banyak jenis dalam penelitian ini peneliti menggunakan daun pisang, sebelum digunakan daun pisang dikeringkan terlebih dahulu supaya mudah untuk di tempel ke pola yang sudah disiapkan.

Langkah-langkah pembuatan kolase
Adapun tahapan pembuatan kolase diantaranya sebagai berikut :
Siapkan pola bergambar
Siapkan beberapa bahan yang ingin di tempelkan ke pola tersebut seperti biji-bijian dan daun.
Berikan lem pada pola yang yang telah disediakan kemudian rekatkan bahan yang telah disiapkan ke pola tersebut (Munafiah et al, 2018).
Tahapan pembuatan media kolase sangatlah sederhana dan mudah untuk dilakukan dengan tahapan seperti di atas maka kegiatan ini sangat cocok untuk anak usia pra sekolah.

HASIL-HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN DENGAN MOTORIK HALUS
Penulis mengamati terdapat hasil penelitian yang relevan terkait dengan teknik motorik halus melalui kegiatan kolase tersebut:
Skripsi yang di susun oleh Uswatun Khasanah dari program Studi Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2014 dengan judul "Identifikasi Pengembangan Motorik Halus Menggunakan Kegiatan Mozaik anak tk kelompok B di Gugus II Kecamatan Sanden Bantul tahun pembelajaran 2013. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa pengembangan motorik halus menggunakan kegiatan mozaik anak TK kelompok B di Gugus II Kecamatan Sanden Bantul sudah sangat baik.
Skripsi yang di susun oleh Dwi Kasiyati dari Program Studi S1 PAI pada tahun 2014 dengan judul "Upaya meningkatkan kemampuan anak mengenal huruf hijaiyah dengan teknik kolase pada Kelompok A di Tk Masyithoh Kategan, Patalan, Jetis, Bantul. Hasil dari penelitian tersebut menyimpukan bahwa: (1) penerakan teknik kolase untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf hijaiyah kelompok A TK Masyithoh Kategan dilaksanakan dalam tiga siklus. Secara keseluruhan pelaksanaan tindakan berjalan dengan lancar, sesuai dengan rencana yang telah disusun dan dilakukan ferleksi di setiap siklusnya terjadi peningkatan kemampuan anak secara bertahapdalam pembelajaran pengenalan huruf hijaiyah,(2) peningkatan kemampuan anak dalam mengenal huruf hijaiyah dengan teknik kolase mengalami peningkatan yang signifikan. Peningkatan kemampuan mengenal huruf hijaiyah terlihat pada kemampuan menyebutkan huruf hijaiyah yang dimaksud penelitian, menunjukan huruf hijaiyah yang dibuat kolase dan membaca huruf hijaiyah di depan kelas.
Skripsi yang disusun oleh Kyky Julianti Setyaningrum dari Program Study Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2013 dengan judul " Upaya mengembangan kemampuan motorik halus menggunakan teknik 3M (Melipat,Menggunting, dan Menempel) pada kelompok A di TK ABA Karang Kalasan 2013. Hasil penelitian upaya mengembangkan kemampuan motorik halus menggunakan teknik 3M menyimpulkan bahwa keberhasilan meningkat dengan diperoleh melalui kegiatan dengan teknik 3M (melipat, menggunting, menempel) dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1)menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan,
(2) memberikan contoh kegiatan yang akan dilakukan,(3) membagikan alat dan bahan yang akan digunakan,(4) anak diperkenankan membuat karya sesuai dengan contoh yang telah diberikan oleh guru.
Skripsi yang di susun oleh Yunita Dewanti Munica dari Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini pada tahun 2013 dengan judul "Meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok B di Tk Pkk Sindumartani Ngemplak Sleman. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan bahwa kegiatan menganyam dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok B di Tk Pkk Sindumartani Ngemplak Sleman.
Skripsi yang disusun oleh Mumpuni Arum Bakti dari Proram Studi Pendidikan guru pendidikan anak usia dini pada tahun 2014 dengan judul "Peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce menggunakan bahan tanah liat pada kelompok B TK Yayasan Masyithoh Beran, Bugel, Kulon Progo. Hasil penelitian peningkatan keterampilan motorik halus melalui kegiatan meronce menggunakan bahan tanah liat menyimpulkan bahwa keberhasilan tersebut dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut: (1) penjelasan guru dalam meronce lebih diperjelas dengan guru mendemonstrasikan cara meronce sampai selesai,(2) penelitian membuat lubang roncean dibuat lebih besar,(3) Penelitian membakar ujung roncean,(4) Guru mendampingi dan memotivasi anak,(5) Penelitian menambah jumlah wadah yang tersedia agar anak tidak berebut saat mengambil roncean.
Skripsi yang disusun oleh Nurul Fadhilah dari Program Studi pada Pendidikan guru pendidikan anak usia dini tahun 2014 dengan judul "Meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan mewarnai di kelompo B TK KKLKMD Sedyo Rukun Bambanglipuro Bantul. Hasil dari penelitian meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatanmewarnai menyimpulkan bahwa keberhasilan tersebut tidak terlepas dari langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1) Satu kelas dibagi menjadi 3 kelompok terdiri dari 4-5 anak,(2) Tiap kelompok mendapatkan 4-5 macam pewarna yang sudah diletakkan dalam wadah, (3) Guru memberikan contoh kegiatan mewarnai yang akan dilakukan,(4) Menyampaikan aturan yang telah disepakati selama kegiatan mewarnai,(5) Gambar yang diwarnai disesuaikan dengan tema yang sedang berlangsung di TK.


KERANGKA BERPIKIR
 












HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang telah diuraikan diatas, peneliti dapat mengemukakan hipotesis tindakan sebagai berikut "Dengan Menerapkan Media Kolase Dapat Meningkatkan Motorik Halus Peserta Didik Kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending".
 
BAB III
METODE PENELITIAN

SUBJEK DAN OBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik kelompok B tahun pelajaran 2020/2021 di TK Tk Dharma Wanita Persatuan Gending dengan jumlah 10 anak. Anak didik ini menjadi sasaran dan sekaligus sebagai sumber data penelitian.

LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending pada semester I tahun pelajaran 2021/2022. Kelompok yang menjadi sasaran penelitian adalah Kelompok B dengan jumlah 10 anak didik.

PROSEDUR PENELITIAN
Model rancangan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang digunakan mengacu pada rancangan model Kemmis dan Taggart (1988) dengan 3 siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan-tahapan ini merupakan siklus yang berkelanjutan. Artinya siklus II merupakan hasil refleksi dari tindakan siklus I, dan siklus III merupakan hasil refleksi dari tindakan siklus II. Kelemahan dan kekurangan pada siklus sebelumnya diperbaiki pada siklus berikutnya, hingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.































Gambar 3.1. Prosedur Penelitian




Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
Siklus I
Perencanaan
Pada tahap perencanaan penulis membuat langkah-langkah yang akan dilakukan sebagai persiapan melaksanakan tindakan adalah menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang memuat tema, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran, metode, alat/sumber dan instrumen observasi dan evaluasi pembelajaran.

Pelaksanaan
Persiapan
Persiapan yang dilakukan pada siklus satu adalah:
Guru menetapkan materi yang akan disajikan
Guru membuat perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada siklus I ini dengan menggunakan media kolase bahan alam (daun-daunan) dan dengan tema gambar binatang peliharaan (ayam)
Mempersiapkan alat peraga yang digunakan sebagai alat pembelajaran.
Guru membuat instrumen penelitian berupa lembar pengamatan kegiatan peserta didik dan lembar pengamatan kegiatan peserta didik dan lembar pengamatan kegiatan guru
Mempersiapkan alat evaluasi.
Pelaksanaan
Kegiatan awal :
Salam
Berdoa
Permainan motorik kasar (senam chicken dance)
Penyampaian pengetahuan awal anak
Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini
Guru menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (Membuat kolase bentuk ayam)
Kegiatan inti
Guru mengajak anak bernyanyi dan tepuk semangat
Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang akan digunakan (gambar ayam, lem, daun-daunan untuk membuat kolase gambar ayam)
Guru menstimulasi anak untuk bertanya cara membuat kolase
Guru memberikan kertas yang berisi gambar dengan tema ayam kepada masing-masing peserta didik.
Guru meminta peserta didik untuk memberikan lem pada kertas yang sudah disediakan.
Guru meminta peserta didik untuk menempelkan bahan-bahan yang disediakan guru (daun-daunan) pada kertas yang berpola.
Kegiatan penutup
Guru menanyakan kembali kegiatan belajar sehari
Guru memberi ungkapan terima kasih kepada peserta didik yang disiplin belajar (REWARD)
Guru memberikan pertanyaan 5W + 1H
Pengumuman hari esok
Berdo'a setelah belajar, salam

Observasi
Proses observasi dilakukan saat berlangsungnya pelaksanaan tindakan kelas. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang terjadi pada penelitian. Data yang dikumpulkan merupakan data pelaksanaan tindakan dan rancangan yang dibuat.
Observasi ini diungkap dari segala peristiwa yang berhubungan dengan pengajaran maupun respons terhadap media kolase. Pengamatan hasil belajar dapat diamati melalui daftar nilai setiap tugas pada akhir siklus peserta didik kelompok B di Tk Dharmawanita Persatuan Gending. Tujuan dari pengamatan ini adalah untuk mengetahui kemampuan peserta didik dalam motorik halus.

Refleksi
Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, mengevaluasi, membuat perbaikan berdasarkan pengamatan dan catatan lapangan. Refleksi bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan tingkat kegagalan dalam pembelajaran dengan menggunakan media kolase. Apabila sudah mencapai target yang diinginkan maka siklus tindakan dapat berhenti, tetapi jika belum maka siklus tindakan dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki tindakan.

Siklus II
Pelaksanaan siklus II berdasarkan hasil dari refleksi siklus I. Oleh karenanya hasil observasi dijadikan bahan untuk refleksi dan hasil refleksi pada siklus I akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Apabila proses pembelajaran siklus I kurang memuaskan dimana antusias dan hasil belajar masih kurang optimal maka siklus II harus dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus.
Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan perencanaan pada siklus kedua ini diantaranya adalah penyusunan kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang memuat tema, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran, metode, alat/sumber dan instrumen observasi dan evaluasi pembelajaran.

Pelaksanaan
Sama seperti pada siklus pertama, pada siklus kedua ini tindakan yang dilakukan berdasarkan pada skenario yang termuat dalam Rencana Pelasanaan Pembelajaran Harian. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan kolase siklus kedua sama dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, hal yang berbeda hanya pada media yang digunakan yaitu dengan menggunakan biji-bijian (Gabah dan beras) dengan tema "kambing".
Kegiatan awal :
Berdoa
Salam
Permainan motorik kasar (menirukan gerakan jalannya kambing)
Penyampaian pengetahuan awal anak
Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini
Guru menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (Membuat kolase bentuk kambing)
Kegiatan inti
Guru mengajak anak bernyanyi dan tepuk semangat
Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang akan digunakan (gambar kambing, lem, biji-bijian (Gabah dan beras) untuk membuat kolase gambar kambing)
Guru menstimulasi anak untuk bertanya cara membuat kolase
Guru memberikan kertas yang berisi gambar dengan tema kambing kepada masing-masing peserta didik.
Guru meminta peserta didik untuk memberikan lem pada kertas yang sudah disediakan.
Guru meminta peserta didik untuk menempelkan bahan-bahan yang disediakan guru (biji-bijian yaitu beras dan gabah) pada kertas yang berpola.
Kegiatan penutup
Guru menanyakan kembali kegiatan belajar sehari
Guru memberi ungkapan terima kasih kepada peserta didik yang disiplin belajar (REWARD)
Guru memberikan pertanyaan 5W + 1H
Pengumuman hari esok
Berdo'a setelah belajar, salam

Observasi
Proses observasi pada siklus II ini juga dilakukan secara langsung dengan obyek pengamatan yang sama seperti pada siklus I. Begitu pula aspek penilaian yang menjadi patokan dalam melakukan penilaian terhadap obyek pengamatan pada siklus II ini juga sama dengan siklus yang I.

Refleksi
Tahap akhir dari siklus II yaitu tahapan refleksi. Peneliti akan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul pada siklus II, baik dari hasil karya dan motorik halus selama proses kegiatan pembelajaran. Apabila sudah mencapai target yang diinginkan maka siklus tindakan dapat berhenti, tetapi jika belum maka siklus tindakan dilanjutkan ke siklus III dengan memperbaiki tindakan.

Siklus III
Pelaksanaan siklus III berdasarkan hasil dari refleksi siklus II. Oleh karenanya hasil observasi dijadikan bahan untuk refleksi dan hasil refleksi pada siklus II akan dijadikan acuan perbaikan pembelajaran pada siklus III. Apabila proses pembelajaran siklus II kurang memuaskan dimana antusias dan hasil belajar masih kurang optimal maka siklus III harus dilaksanakan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus.
Perencanaan
Langkah-langkah yang dilakukan dalam tindakan perencanaan pada siklus III ini diantaranya adalah penyusunan kembali Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang memuat tema, KI, KD, indikator, kegiatan pembelajaran, metode, alat/sumber dan instrumen observasi dan evaluasi pembelajaran.

Pelaksanaan
Sama seperti pada siklus I dan II, pada siklus III ini tindakan yang dilakukan berdasarkan pada skenario yang termuat dalam Rencana Pelasanaan Pembelajaran Harian. Adapun uraian kegiatan yang dilakukan pada kegiatan kolase siklus III sama dengan kegiatan yang dilakukan pada siklus I dan II, hal yang berbeda hanya pada media yang digunakan yaitu dengan menggunakan biji-bijian (Kacang hijau, gabah  dan beras) serta daun-daunan dengan tema "perahu".
Kegiatan awal :
Berdoa
Salam
Permainan motorik kasar (menirukan gerakan orang mendayung perahu)
Penyampaian pengetahuan awal anak
Bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini
Guru menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (Membuat kolase bentuk gambar perahu)
Kegiatan inti
Guru mengajak anak bernyanyi dan tepuk semangat
Guru mengajak anak mengamati alat dan bahan yang akan digunakan (gambar perahu, lem, daun-daunan dan biji-bijian (Kacang hijau, gabah  dan beras)  untuk membuat kolase gambar perahu)
Guru menstimulasi anak untuk bertanya cara membuat kolase
Guru memberikan kertas yang berisi gambar dengan tema perahu kepada masing-masing peserta didik.
Guru meminta peserta didik untuk memberikan lem pada kertas yang sudah disediakan.
Guru meminta peserta didik untuk menempelkan bahan-bahan yang disediakan guru, yaitu biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan pada kertas yang berpola.
Kegiatan penutup
Guru menanyakan kembali kegiatan belajar sehari
Guru memberi ungkapan terima kasih kepada peserta didik yang disiplin belajar (REWARD)
Guru memberikan pertanyaan 5W + 1H
Pengumuman hari esok
Berdo'a setelah belajar, salam

Observasi
Proses observasi pada siklus III ini juga dilakukan secara langsung dengan obyek pengamatan yang sama seperti pada siklus I dan II. Begitu pula aspek penilaian yang menjadi patokan dalam melakukan penilaian terhadap obyek pengamatan pada siklus III ini juga sama dengan siklus yang I dan II.

Refleksi
Tahap akhir dari siklus III yaitu tahapan refleksi. Peneliti akan mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul pada siklus III, baik dari hasil karya dan motorik halus selama proses kegiatan pembelajaran. Apabila sudah mencapai target yang diinginkan maka siklus tindakan dapat berhenti, tetapi jika belum maka siklus tindakan dilanjutkan ke siklus berikutnya dengan memperbaiki tindakan.


INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
Instrumen penelitian tindakan kelas ini digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan mendapatkan data kualitatif yang akurat. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument observasi yang terdiri dari:

Instrumen observasi perkembangan motorik halus peserta didik
Tabel 3.1. Lembar instrumen observasi perkembangan motorik halus peserta didik kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending

No.Karakteristik Perkembangan Motorik HalusMampuKurang Mampu
1.Anak mampu menggunakan lem dengan benar
2.Anak mampu memanfaatkan bahan-bahan alam untuk kolase yang telah disediakan
3.Anak dapat mengkolase gambar dengan tepat

Instrumen hasil karya peserta didik
Tabel 3.2. Lembar instrumen penilaian hasil karya peserta didik kelompok B
Tk Dharma Wanita Persatuan Gending
Nama:
Hari/ tanggal:
Siklus/pertemuan:

No.Nama AnakCapaian perkembangan
(Ketepatan, Kerapian, Kesesuaian)Ket
BBMBBSHBSB
1.
2.
3.

Dokumentasi pembelajaran


METODE PENGUMPULAN DATA
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang relevan dengan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari:
Observasi
Pengamatan yang didasarkan atas pengalaman secara langsung dan memungkinkan peneliti untuk mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaikan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data agar tidak terjadi bias.
Hal ini dikarenakan perhatian peneliti berfokus pada bagaimana, mempelajari, dan mencatat semua kejadian yang dilakukan siswa pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan penulis untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa dalam mengembangkan kemampuan kreativitasnya dibidang menulis menggunakan jari dengan perpaduan warna alam.

Hasil Karya
Tehnik ini digunakan untuk membuat koleksi bahan yang disusun dengan tujuan tertentu. hasil karya peserta didik menggunakan media kolase yang di ajarkan peneliti. Hasil karya peserta didik dikumpulkan menjadi satu sesuai dengan namanya pada akhir siklus satu dan siklus dua.
Setiap hasil karya peserta didik mendapatkan bintang yang mana bintang tersebut memiliki keterangan sebagai berikut, bintang satu Belum Berembang (BB), bintang dua Mulai Berkembang (MB), bintang tiga Berkembang Sesuai Harapan (BSH), bintang empat Berkembang Sangat Baik (BSB).

Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan jalan memperoleh informasi dengan mengambil dari berbagai data berupa dokumentasi tertulis atau catatan (arsip) yang ada ditempat melakukan penelitian. Data yang diperoleh dari dokumentasi hanya dijadikan data pendukung saja.

TEKNIK ANALISIS DATA
Tahap analisadata memegang peran penting dalam penelitian tindakan kelas dimana isi semua catatan atau rekaman data hendaknya di cermati peneliti sebagai landasan untuk melakukan refleksi atau perbaikan. Data yang dikumpul dalam penelitian tindakan kelas berupa data kualitatif, yang akan diolah dengan memberi makna data tersebut. Yang kemudian akan dikuantifikasikan dengan lambang angka dan akan diolah menggunakan uji deskripsi melalui prosentase.



Prosentase ketuntasan atau keberhasilan belajar secara keseluruhan dengan rumusan :
KB= Ns/N x 100%

Dimana: KB= Ketuntasan atau keberhasilan
Ns= Jumlah siswa yang dapat nilai terbaik
N= Jumlah siswa keseluruhan (Dipdiknas, 2003)

INDIKATOR KEBERHASILAN
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila peningkatan kemampuan motorik halus anak sudah tercapai 80% dengan kategori baik


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan motorik halus peserta didik melalui media kolase kelompok B Tk Dharmawanita Persatuan Gending. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 siklus.
Data keterampilan peserta didik diamati dengan menggunakan lembar hasil karya selama proses pembelajaran berlangsung, dan data kemampuan motorik halus diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan pada setiap siklus.
Kondisi awal
Proses pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Sebelum melakukan tahap pertama dari penelitian ini yaitu tahap perencanaan, peneliti melakukan refleksi awal yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kelas dan peserta didik pada kelompok B Tk Dharmawanita Persatuan Gending. Peserta didik di kelompok B terdiri dari 10 peserta didik diantaranya 3 laki-laki dan 7 perempuan. Pembelajaran yang meningkatkan kemampuan motorik halus di kelompok B Tk Dharmawanita Persatuan Gending, pendidik sudah mencoba beberapa kegiatan seperti mewarnai, dan menempel dengan kertas origami. Dengan kegiatan yang seperti itu terus menerus membuat peserta didik merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti kegiatan tersebut. Bahkan cenderung asik dengan dirinya sendiri.
Terlihat dari hasil karya peserta didik yang belum terbentuk secara optimal, hasil guntingan masih keluar garis, mencocok masih belum bisa, dan koordinasi mata dengan tangan belum optimal. Hal inilah yang dapat disimpulkan menjadi sebab rendahnya kemampuan motorik halus.








Siklus I
Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media kolase bahan alam dalam proses pembelajaran. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
Menetapkan waktu mulai penelitian tindakan kelas yaitu pada semester ganjil selama 1 hari pada tanggal 23 Oktober 2021.
Menetapkan bahan ajar yang sesuai dengan yang ada di lembaga.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada siklus I ini dengan menggunakan media kolase bahan alam (daun-daunan) dan dengan tema gambar binatang peliharaan (ayam).
Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.
Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar hasil karya untuk hasil karya anak, dan lembar observasi sebagai penilaian perkembangan motorik halus.

Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu tgl 23 Oktober 2021. Tema pembelajaran pada hari itu yaitu Binatang Peliharaan (Ayam). Pada saat pembelajaran dimulai, peneliti membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, tepuk semangat, berdo'a dan absensi. Kemudian guru mengajak anak didik untuk melakukan permainan motorik kasar (senam chicken dance). Guru melakukan apersepsi serta bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini, dan menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (membuat kolase bentuk ayam).
Kegiatan inti
Peneliti mengajak anak mengamati alat dan bahan untuk membuat kolase, peneliti mengenalkan daun-daunan. Peneliti menjelaskan langkah-langkah pembuatan kolase dan mempersilahkan peserta didik melakukan kegiatan kolase gambar ayam dengan daun- daunan.
Peneliti meminta peserta didik untuk melanjutkan kegiatan membuat kolase dengan daun-daunan jika belum bisa peserta didik bisa bertanya kepada peneliti.
Dalam proses ini nampak peserta didik yang masih bingung saat menempel, dan saat temannya sudah dapat menempel banyak ada beberapa peserta didik yang baru menempel sedikit. Hal ini menunjukan ketidakmampuan mereka untuk melakukan kegiatan kolase bahan alam membuat mereka mengalami kerepotan namun dibalik itu semua peserta didik merasa senang dan tertarik dengan kegiatan yang baru.
 
Gambar 4.1 Hasil Kolase Ayam
Dapat dilihat dari hasil karya peserta didik yang belum terbentuk secara optimal, masih banyak pola yang belum terisi oleh daun-daunan, menempel masih keluar pola dan saat memberi lem masih belepotan.
Kegiatan Akhir
Peneliti menanyakan perasaan peserta didik hari ini, peneliti mereview bersama anak
tentang kegiatan hari ini, peneliti menginformasikan kegiatan untuk hari esok, berdo'a pulang, salam.
Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Hasil belajar pada siklus 1
No.NamaAnak mampuAnak mampuAnak dapatKet
menggunakan lemmemanfaatkanmengkolase
dengan benarbahan-bahan alamgambar dengan
untuk kolase yangtepat
telah disediakan
1.AdibaMampuMampuMampu
2.AqilahMampuMampuMampu
3.AdamKurang mampuKurang mampuKurang mampu
4.AndiniMampuMampuMampu
5.MaulanaKurang mampuKurang mampuKurang mampu
6.LalaKurang mampuKurang mampuKurang mampu
7.NisaMampuMampuMampu
8.HamdanKurang mampuKurang mampuKurang mampu
9.ElysiaKurang mampuKurang mampuKurang mampu
10.DanisKurang mampuKurang mampuKurang mampu

Tabel 4.2. Rekapitulasi Data Kemampuan Motorik halus anak melalui kegiatan kolase Siklus I

No.Pencapaian Persentase Kemampuan Memanfaatkan bahan alam untuk kolaseJumlah anakPersentase jumlah anakKet
1Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam
kemampuan mengkolase gambar430%BB
2Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam
kemampuan mengkolase gambar320%MB
3Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam
kemampuan mengkolase gambar240%BSH
4Anak yang memperoleh 76% - 100%
kemampuan mengkolase gambar110%BSB
Keterangan :
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%)
MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% )
BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% )
BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam (daun-daunan) pada anak kelompok B di Tk Dharmawanita Persatuan Gending setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% dalam kemampuan motorik halus anak hanya ada 1 anak dari 10 anak. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuananak dalam kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam (daun-daunan) belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti. Peneliti harus mengadakan evaluasi pada penelitian tindakan siklus II. Prosentase ketuntasan atau keberhasilan belajar secara keseluruhan dengan rumusan :

KB = Ns/N x 100%

Dimana: KB= Ketuntasan atau keberhasilan
Ns= Jumlah siswa yang dapat nilai terbaik
N= Jumlah siswa keseluruhan( Depdiknas, 2003 )
Hasilnya:
KB = Ns/N x 100%
= 1/10 x 100%
= 10%


Refleksi
Tahap akhir dari siklus I yaitu tahap refleksi. Peneliti dan kolabolator mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang terkumpul pada siklus I, baik dari meningkatkan kemampuan motorik halus, penggunaan media, hasil hasil karya dan observasi selama proses pembelajaran.
Pada siklus I untuk penilaian hasil karya diperoleh data sebagai berikut:
Peserta didik belum bisa pada saat kegiatan pembelajaran kolase bahan alam.
Masih ada peserta didik yang belepotan saat memberi lem.
Beberapa peserta didik yang mengisi pola belum penuh dan masih keluar dari garis.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I terdapat beberapa peserta didik yang masih belum berkembang (BB) dan peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) hanya 10%, sedangkan target dari peneliti membuat peserta didik berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 80%. Untuk perbaikan pelaksanaan siklus II yaitu sebagai berikut:
Peneliti harus lebih membimbing peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kolase bahan alam.
Peneliti harus lebih memperhatikan kondisi peserta didik.
Peneliti mengatur berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan yang dilakukan sehingga peserta didik tidak terburu-buru.



Siklus II
Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini didasarkan hasil refleksi pada siklus I. Pada siklus ini peneliti lebih menekankan pada langkah-langkah membuat kolase dengan menggunakan bahan alam (beras dan gabah).
Perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II ini sama seperti perencanaan siklus I. Tetapi, yang membedakan hanya tema pembelajaran dan media yang dipakai untuk kolase gambar. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
Menetapkan waktu mulai penelitian tindakan kelas yaitu pada semester ganjil selama 1 hari pada tanggal 9 November 2021.
Menetapkan bahan ajar yang sesuai dengan yang ada di lembaga.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada siklus II ini dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (beras dan gabah) dan dengan tema binatang peliharaan (kambing).
Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.
Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar hasil karya untuk hasil karya anak, dan lembar observasi sebagai penilaian perkembangan motorik halus

Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 November 2021. Tema pembelajaran pada hari itu yaitu Binatang Peliharaan (Kambing). Pada saat pembelajaran dimulai, peneliti membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, tepuk semangat, berdo'a dan absensi. Kemudian guru mengajak anak didik untuk melakukan permainan motorik kasar (menirukan gerakan jalannya kambing). Guru melakukan apersepsi serta bercakap- cakap tentang kegiatan hari ini, dan menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (membuat kolase bentuk kambing).
Kegiatan inti
Peneliti mengajak anak mengamati alat dan bahan untuk membuat kolase, peneliti mengenalkan biji-bijian (beras dan gabah). Peneliti menjelaskan langkah-langkah pembuatan kolase dan mempersilahkan peserta didik melakukan kegiatan kolase gambar kambing dan dengan media biji-bijian (beras dan gabah).
Peneliti meminta peserta didik untuk melanjutkan kegiatan membuat kolase dengan biji-bijian (beras dan gabah) jika belum bisa peserta didik bisa bertanya kepada peneliti.
 
Gambar 4.2 Hasil Kolase Ayam
Dapat dilihat banyaknya peningkatan dari hasil karya peserta didik yang tadinya ngelem masih belepotan, pada pertemuan ini mengalami peningkatan dan mengisi pola tidak keluar garis. Meskipun masih ada yang belum mengisi pola secara penuh.
Kegiatan Akhir
Peneliti menanyakan perasaan peserta didik hari ini, peneliti mereview bersama anak tentang kegiatan hari ini, peneliti menginformasikan kegiatan untuk hari esok, berdo'a pulang, salam.


Hasil Pengamatan
Tabel 4.3. Hasil belajar pada siklus II

No.NamaAnak mampuAnak mampuAnak dapatKet
menggunakan lemmemanfaatkanmengkolase
dengan benarbahan-bahan alamgambar dengan
untuk kolase yangtepat
telah disediakan
1.AdibaMampuMampuMampu
2.AqilahMampuMampuMampu
3.AdamKurang mampuKurang mampuKurang mampu
4.AndiniMampuMampuMampu
5.MaulanaMampuMampuMampu
6.LalaMampuMampuMampu
7.NisaMampuMampuMampu
8.HamdanKurang mampuKurang mampuKurang mampu
9.ElysiaMampuMampuMampu
10.DanisMampuMampuMampu

Tabel 4.4. Rekapitulasi Data Kemampuan Motorik halus anak melalui kegiatan kolase Siklus II

No.Pencapaian Persentase Kemampuan Memanfaatkan bahan alam untuk kolaseJumlah anakPersentase jumlah anakKet
1Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam
kemampuan mengkolase gambar110%BB
2Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam
kemampuan mengkolase gambar330%MB
3Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam
kemampuan mengkolase gambar220%BSH
4Anak yang memperoleh 76% - 100%
kemampuan mengkolase gambar440%BSB
Keterangan :
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%)
MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% )
BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% )
BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam biji-bijian (beras dan gabah) pada anak kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending setelah dilakukan tindakan pada siklus II yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% terjadi peningkatan jumlah anak menjadi 4 anak dari 10 anak. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam biji-bijian (beras dan gabah) memang terbukti meningkat, namun belum mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti. Peneliti harus mengadakan evaluasi pada penelitian tindakan siklus III.
Prosentase ketuntasan atau keberhasilan belajar secara keseluruhan dengan rumusan :
KB = Ns/N x 100%

Dimana: KB= Ketuntasan atau keberhasilan
Ns= Jumlah siswa yang dapat nilai terbaik
N= Jumlah siswa keseluruhan( Dipdiknas, 2003 )

Hasilnya:
KB = Ns/N x 100%
= 4/10 x 100%
= 40%







Refleksi
Tahap akhir dari siklus II yaitu tahapan refleksi. Peneliti mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul pada siklus II, baik dari hasil karya dan motorik halus selama proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti pada kegiatan pembelajaran siklus II dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (beras dan gabah), dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peserta didik yang tadinya belum bisa membuat kolase menjadi membuat kolase dengan benar.
Peserta didik yang tadinya masih belepotan saat memberi lem menjadi bisa
Dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (beras dan gabah) lebih maksimal yakni terlihat dengan menggunakan media ini dapat meningkatkan kemampuan motorik halus peserta didik.
Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, namun masih belum memenuhi target sehingga perlu melaksanakan siklus selanjutnya.
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II terdapat peserta didik yang masih belum berkembang (BB) dan peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) hanya 40%, sedangkan target dari peneliti membuat peserta didik berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 80%. Untuk perbaikan pelaksanaan siklus III yaitu sebagai berikut:
Peneliti harus lebih membimbing peserta didik dalam kegiatan pembelajaran kolase bahan alam.
Peneliti harus menggunakan media kolase yang lebih menarik lagi sehingga  peserta didik lebih antusias dalam mengerjakan kolase.













Siklus III
Perencanaan
Perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada siklus ini didasarkan hasil refleksi pada siklus II. Pada siklus ini peneliti lebih menekankan media yang digunakan untuk membuat kolase agar lebih menarik dan peserta didik lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran, yaitu dengan menggunakan bahan alam berupa biji-bijian (kacang hijau, beras dan gabah) dan daun-daunan.
Perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus III ini sama seperti perencanaan siklus I dan II. Tetapi, yang membedakan hanya tema pembelajaran dan media yang dipakai untuk kolase gambar. Hal-hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah:
Menetapkan waktu mulai penelitian tindakan kelas yaitu pada semester ganjil selama 1 hari pada tanggal 15 November 2021.
Menetapkan bahan ajar yang sesuai dengan yang ada di lembaga.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) pada siklus III ini dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah)  dan daun-daunan,  dengan tema kendaraan (perahu).
Menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam setiap kegiatan pembelajaran berlangsung.
Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar hasil karya untuk hasil karya anak, dan lembar observasi sebagai penilaian perkembangan motorik halus

Pelaksanaan Tindakan
Adapun langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
Kegiatan Awal
Siklus II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 15 November 2021. Tema pembelajaran pada hari itu yaitu Kendaraan (Perahu). Pada saat pembelajaran dimulai, peneliti membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, tepuk semangat, berdo'a dan absensi. Kemudian guru mengajak anak didik untuk melakukan permainan motorik kasar (menirukan gerakan orang mendayung). Guru melakukan apersepsi serta bercakap-cakap tentang kegiatan hari ini, dan menjelaskan alat dan bahan serta cara bermain (membuat kolase bentuk perahu).


Kegiatan inti
Peneliti mengajak anak mengamati alat dan bahan untuk membuat kolase, peneliti mengenalkan biji-bijian (kacang hijau, beras dan gabah) dan daun-daunan. Peneliti menjelaskan langkah-langkah pembuatan kolase dan mempersilahkan peserta didik melakukan kegiatan kolase gambar perahu dan dengan media biji-bijian (kacang hijau, beras dan gabah) dan daun-daunan.
Peneliti meminta peserta didik untuk melanjutkan kegiatan membuat kolase dengan biji-bijian (kacang hijau, beras dan gabah) dan daun-daunan, jika belum bisa peserta didik bisa bertanya kepada peneliti.

 
Gambar 4.3 Hasil Kolase Perahu
Dapat dilihat banyaknya peningkatan dari hasil karya peserta didik yang tadinya ngelem masih belepotan, pada pertemuan ini mengalami peningkatan dan mengisi pola tidak keluar garis. Meskipun masih ada yang belum mengisi pola secara penuh.
Kegiatan Akhir
Peneliti menanyakan perasaan peserta didik hari ini, peneliti mereview bersama anak tentang kegiatan hari ini, peneliti menginformasikan kegiatan untuk hari esok, berdo'a pulang, salam.

Hasil Pengamatan
Tabel 4.5. Hasil belajar pada siklus III

No.NamaAnak mampuAnak mampuAnak dapatKet
menggunakan lemmemanfaatkanmengkolase
dengan benarbahan-bahan alamgambar dengan
untuk kolase yangtepat
telah disediakan
1.AdibaMampuMampuMampu
2.AqilahMampuMampuMampu
3.AdamMampuMampuMampu
4.AndiniMampuMampuMampu
5.MaulanaMampuMampuMampu
6.LalaMampuMampuMampu
7.NisaMampuMampuMampu
8.HamdanMampuMampuMampu
9.ElysiaMampuMampuMampu
10.DanisMampuMampuMampu

Tabel 4.6. Rekapitulasi Data Kemampuan Motorik halus anak melalui kegiatan kolase Siklus III

No.Pencapaian Persentase Kemampuan Memanfaatkan bahan alam untuk kolaseJumlah anakPersentase jumlah anakKet
1Anak yang memperoleh 0% - 25% dalam
kemampuan mengkolase gambar00%BB
2Anak yang memperoleh 26% - 50% dalam
kemampuan mengkolase gambar110%MB
3Anak yang memperoleh 51% - 75% dalam
kemampuan mengkolase gambar110%BSH
4Anak yang memperoleh 76% - 100%
kemampuan mengkolase gambar880%BSB

Keterangan :
BB : Belum Berkembang ( 0% - 25%)
MB : Mulai Berkembang ( 26% - 50% )
BSH : Berkembang Sesuai Harapan ( 51% - 75% )
BSB : Berkembang Sangat Baik ( 76% - 100% )

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan pada anak kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending setelah dilakukan tindakan pada siklus III yaitu anak yang memperoleh pencapaian persentase 76%-100% terjadi peningkatan jumlah anak menjadi 8 anak dari 10 anak. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam kegiatan kolase khususnya dalam memanfaatkan bahan alam biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan memang terbukti meningkat, dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan peneliti.
Prosentase ketuntasan atau keberhasilan belajar secara keseluruhan dengan rumusan :
KB = Ns/N x 100%

Dimana: KB= Ketuntasan atau keberhasilan
Ns= Jumlah siswa yang dapat nilai terbaik
N= Jumlah siswa keseluruhan( Dipdiknas, 2003 )

Hasilnya:
KB = Ns/N x 100%
= 8/10 x 100%
= 80%

Refleksi
Tahap akhir dari siklus III yaitu tahapan refleksi. Peneliti mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan data yang terkumpul pada siklus III, baik dari hasil karya dan motorik halus selama proses kegiatan pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan oleh peneliti pada kegiatan pembelajaran siklus III dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (kacang hijau, beras dan gabah) dan daun-daunan, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peserta didik sudah bisa membuat kolase dengan benar.
Peserta didik memberi lem dengan rapi
Dengan menggunakan media kolase bahan alam berupa biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan lebih maksimal yakni terlihat dengan menggunakan media yang bervariasi ini, anak lebih tertarik untuk melakukan kolase sehingga kemampuan motorik halus meningkat.
Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik yang sudah sesuai dengan terget penelitian
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus III terdapat peserta didik yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 80% dan sudah sesuai dengan target penelitian peneliti.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan kolase bahan alam dari siklus I sampai siklus III mengalami peningkatan. Peningkatan ini ditunjukkan melalui kemampuan motorik halus peserta didik yang telah diamati dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Adapun peningkatan kemampuan motorik halus peserta didik tersebut dapat dilihat dari grafik berikut:
   
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Kemampuan Motorik Halus

Sedangkan rekapitulasi penilaian hasil karya anak dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7. Rekapitulasi Penilaian Hasil Karya Anak
No.KriteriaSiklus
IIIIII
1.Belum Berkembang (BB)410
2.Mulai Berkembang (MB)331
3.Berkembang Sangat Harapan (BSH)221
4.Berkembang Sesuai Baik (BSB)148

Dari tabel diatas, kemampuan motorik halus  peserta didik mengalami peningkatan. Pada siklus I peserta didik yang berkembang sangat baik hanya 1 orang, sedangkan pada siklus III peserta didik yang berkembang sangat baik sebanyak 8 orang. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan media kolase dapat meningkatkan motorik halus peserta didik kelompok B di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending Kecamatan Kebomas  Kabupaten Gresik.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media kolase bahan alam dapat meningkatkan kemampuan motorik halus peserta didik di Tk Dharma Wanita Persatuan Gending seperti peserta didik mampu menggunakan lem dengan benar, peserta didik mampu menggunakan bahan alam yang telah disediakan dengan baik, serta peserta didik mampu mengkolase gambar dengan tepat.
Kegiatan kolase gambar dengan biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Dengan menggunakan media kolase yang beraneka ragam membuat anak lebih tertarik dan anak menjadi lebih bersemangat dalam kegiatan kolase dengan media biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan.
Kegiatan kolase gambar dengan biji-bijian (kacang hijau, beras, dan gabah) dan daun-daunan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Peningkatan kemampuan motorik halus peserta didik Tk Dharmawanita Persatuan Gending pada siklus I peserta didik yang mendapatkan kriteria berkembang sesuai harapan sejumlah 1 peserta didik pada siklus ke III meningkat menjadi 8 peserta didik.

Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran sebagai berikut:
Bagi Pendidik
Agar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak, maka pendidik diharapkan dapat menggunakan media yang menarik, seperti penggunaan media kolase bahan alam (biji-bijian dan daun-daunan) ini. Karena dengan menggunakan media kolase ini, peserta didik lebih semangat dan antusias untuk melakukan kegiatan kolase, sehingga kemampuan motorik halus dapat meningkat secara optimal
Bagi Lembaga
Lembaga diharapkan dapat memberi fasilitas dan dukungan kepada pendidik untuk melengkapi kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media-media yang menarik.

DAFTAR PUSTAKA

Beaty, J Janice. 2013. Observasi Perkembangan Anak Usia Dini, Diterjemahkan Oleh Arif Rakhman, Dari Judul Aslinya Observing Development Of The Young Child. Jakarta: Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Pembelajaran Bidang Pengembangan Fisik/ Motorik di Taman Kanak- kanak. Jakarta: Direktorat Jenderal TK dan SD.
Halimah, Nur. 2016. "Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Melalui Kegiatan Kolase Dengan Berbagai Media Pada Anak Kelompok B3 Di TK ABA Ngoro-Ngoro Patuk Gunung Kidul". Skripsi. UIN Yogyakarta.
Hanindita, Meta. 2015. Play And Leard. Yogyakarta: CV. Primamitra Media.
Kustiawan, Usep. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Anak Usia Dini. Malang: Gunung samudra.
Moeslichatoen. 2004. Metode Pengajaran di Taman kanak-kanak. Jakarta : Rineka Cipta.
Mulyani, Yani. 2007. Kemampuan Fisik, Seni dan Manajemen Diri. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.
Munafiah, Nidaul et al., 2018. Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini Berbasis Multiple Intellegences. Jawa Tengah: Mangku Bumi.
Nicholson, Sue. 2005. Membuat Kolase. Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Rudiyanto, Ahmad. 2016. Perkembangan Motorik Kasar Dan Motorik Halus Anak Usia Dini. Lampung: Darussalam Press Lampung.
Sabekti, Nur Ika. (2017) "Peningkatan Motorik Halus Anak Kelompok B Melalui Metode Demostrasi Proses Kreasi Kolase Kulit Bawang di TK DHARMA  INDRIA II Sumbersari Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2016/2017. skripsi. Universitas Jember.
Suryanto, Wahyono, Aminah. 2009. Sukses Ulangan SD Kelas 2. Jakarta: PT. Wahyumedia.
Syah, Muhibbin. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya.


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun