Saat kita sedang ada di atas, hendaknya kita selalu bersyukur dan juga tak lupa untuk berbagi kepada para saudara-saudara kita yang kurang mampu. dan jika kita sedang diuji oleh Allah, kita juga harus tetap bersyukur atas apa yag telah diberikan Allah kepada kita. Kita harus percaya bahwa semua hal yang diberikan Allah kepada kita tentunya akan ada pelajaran dan manfaat dibalik itu, dan yang harus kita ingat bahwasannya Allah tidak akan menguji kita melebihi batas kemampuan kita. Tentunya saat kita berada di bawah kita bisa belajar bagaimana cara kita berusaha agar kita bisa melewati masalah tersebut. Yang terpenting adalah usaha kita dan juga jangan lupa berdoa.
Di sini pada tanggal 13 Mei 2022, saya berkesempatan mewawancarai salah seorang wanita hebat yang menjadi tulang punggung keluarga. Saya memanggilnya Bu Rod. Awalnya Bu Rod memiliki kehidupan yang beruntung. Dia bahagia bersama suami dan kedua anaknya, dan kehidupan ekonominya juga tercukupi. Bahkan pada saat anak keduanya khitan, acara yang dilakukan cukup meriah. Dan juga Bu Rod mengajak keluarga besarnya untuk berziarah ke makam-makam wali yang berada di Jawa Timur. Semua biaya transportasi perjalanan ziarah itu sepenuhnya ditanggung oleh keluarga Bu Rod. Suami Bu Rod sendiri bekerja di pabrik dan mendapatkan gaji yang lumayan banyak. Â
Tetapi kehidupannya mulai berubah pada tahun 2015. Suami Bu Rod ini jatuh sakit dan mengidap penyakit stroke dan akhirnya harus resign dari pekerjaannya. Pada saat itu kedua anak Bu Rod masih sekolah. Dan tak lama kemudian Bu Rod juga menderita penyakit yang cukup parah. Pada saat itu Bu Rod masih mempunyai tabungan. Sehingga keluarga mereka masih bisa bertahan hidup dalam keadaan tidak ada yang bekerja. Tetapi setelah beberapa tahun, ekonominya mulai surut, sehingga Bu Rod memutuskan untuk berjualan di TPQ dekat rumahnya. Menu jualan Bu Rod cukup banyak, seperti sosis, cilok, sempol, cireng, roti bakar, jasuke, dan juga berbagai macam minuman kemasan sachetan. Bu Rod tidak bisa berjualan terlalu jauh, karena tidak ada yang merawat suaminya, karena suami Bu Rod ini tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Â
Penghasilan dari berjualan pun tak terlalu banyak. Hasil yang tak seberapa itu harus dibagi-bagi untuk memenuhi kebutuhan hidup Bu Rod. Seperti biaya kebutuhan sekolah, kebutuhan suaminya yang sakit, dan juga belanja harian. Tetapi walaupun dengan penghasilan yang tidak terlalu banyak ini, anak pertama Bu Rod masih bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan juga melakukan pekerjaan paruh waktu, sehingga bisa membantu Bu Rod untuk meringankan biaya pendidikannya. Selain itu, anak keduanya yang masih sekolah juga membantu Bu Rod berjualan di TPQ. Karena Bu Rod mulai berjualan pukul 1 siang, dan anak Bu Rod sudah pulang sekolah, jadi dia langsung membantu menyiapkan dagangan ibunya, dan juga membantu melanggani anak-anak yang beli maupun menjaga dagangan ibunya, saat Bu Rod harus pulang untuk melihat kondisi suaminya. Â
Untungnya kedua anak Bu Rod ini mau membantu Bu Rod untuk mencari nafkah agar bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Walaupun suami Bu Rod ini sudah tidak di rawat di rumah sakit, tetapi kebutuhannya juga cukup banyak. Karena suami Bu Rod ini juga sudah tidak bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain, sehingga mengharuskan dia untuk mengenakan popok dewasa, agar tidak mempersulit saat hendak buang air kecil. Dan tentunya walaupun sudah berada di rumah suami Bu Rod ini juga tetap harus mengkonsumsi obat-obat yang direkomendasikan oleh dokter, dan obat tersebut bisa dikatakan tidak murah.