Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Artikel Utama

Stop, Jangan Pukul Kami!

15 Oktober 2014   23:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:52 463 6

Seorang istri, sebut saja Ani mengadu ke saya, “Cacat anak saya ini apa gara-gara saya jatuh ditendang suami saya ya saat hamil besar”. Iissh, saya terkejut saat wanita ini berbicara spontan ditengah-tengah obrolan siang kami kala itu. Rumah tangga selain diwarnai romantisme rupanya ada bumbu kekerasan juga disana. Apalah daya wanita ini, cinta ke suaminya terlampau lebih besar dari sekedar menghujat perlakuan keras yang pernah diterimanya dahulu, saat hamil tua. Kenapa anak yang dilahirkannya cacat? apakah janin dalam kandungannya terluka akibat pukulan suaminya ? Bahkan wanita ini tidak berani mempertanyakan ke pasangannya, hanya bisa menduga-duga dan curhat ke saya kala itu. Saya menatapnya miris, sendu, dan tentu saja marah membayangkan perlakuan sang suami. Bisa saja cacatnya si anak karena takdir Tuhan, toh kita pun tidak bisa menyalahkan Tuhan kan? Tapi kekerasan fisik terhadap istri apa masih bisa di toleransi ?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun