Aku celingukan. Si dia belum datang juga. Padahal waktu sudah terasa berteriak dan mengejar. Apalgi mendung yang barusan begitu galak menbar hujan dengan derasnya. Saat ku tengok kesekian kalinya, akhirnya sosok itu muncul. Â Dengan wajah tergesa tanpa banyak bicara dia langsung "nangkring" di depan stir. Akupun tidak biacara. Â tapi aku yakin dia tahu bahwa aku berteriak di dalam hati,
"Cepaaat".
KEMBALI KE ARTIKEL