Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Saya juga Heran Kenapa Jokowi Bisa Nyapres

11 Mei 2014   11:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 145 1
Penulis  teringat pernyataan pimpinannya yang terdahulu ketika memberikan briefing pada saat hari pertama bekerja . Beliau mengatakan "Kita bekerja sebagai profesional, maka lakukanlah yang terbaik yang kita bisa, dan bersikaplah seperti pemain bola, dan jangan sampai bola ada pada kita, karena kita bisa diserang semua pemain lawan , usahakan mainkan sebentar lalu tendang ke orang lain biar dirinya menjadi kambing hitam," Sepertinya ilmu ini  juga diimplementasikan oleh Jokowi, Contohnya pada saat respon penduduk jakarta yang kurang senang karena Jakarta tambah  macet dan  masih banjir, penulis heran karena tak pernah ada satu kata pun maaf,  keluar dari mulutnya untuk rakyat Jakarta, tapi dirinya selalu melemparkan masalahnya pada pemerintah pusat seolah pemerintah pusat kurang perhatian pada jakarta, dan mempersulit apa yang menjadi keinginan Jokowi dalam membangun Jakarta. Sedangkan  Jokowi  tak pernah merasa bersalah sama sekali.

Keheranan penulis setelah membaca berita yang direlease oleh Kompas.com "  Bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo menyoroti perolehan suara yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum, Jumat (9/5/2014) tengah malam. Dia heran mengapa suara partainya cenderung turun, sementara ada partai lain yang cenderung meningkat. (kompas.com). Ini juga menjadi keheranan penulis a, Jokowi mau kritik tapi tanggung tanggung, kenapa tidak terus terang yang sebenarnya, katakan saja KPU main curang kenapa harus dilemparkan ke internal PDIP, nanti ujung ujungnya PDIP yang jadi Bad Guy dan Jokowi tetap menjadi Good Guy  Karena pernyataan ini sungguh aneh,  dan membuat penulis terheran heran karena sejak kapan Quick Count (perhitungan cepat) dijadikan patokan resmi para peserta pemilu, sehingga Jokowi mampu terheran heran dengan peroleh suara demokrat yang naik dan suara partainya yang menurun, Di Amerika pun yang mana kita kenal sebagai negara paling demokrasi  menganggap Quick Count(perhitungan cepat) bukanlah hasil resmi dan hanya menjadi acuan sementara dan tak ada satu pun partai Republik atau Demokrat yang protes karena hasil rekapitulasi resmi lembaga pemilu AS berbeda dengan hasil Quick Count

Bila berbicara tentang keheranan Jokowi dengan hasil rekapitulasi resmi dari KPU, penulis pun juga merasa heran kepada Jokowi yang bisa nyapres,  seperti kita ketahui sewaktu pertama kali jadi walikota Solo, tak banyak   yang mengenal Jokowi  selain warga Solo sendiri,   tetapi kemudian penulis pun menjadi lebih heran ketika Jokowi sebagai orang luar DKI   terpilih jadi Gubernur DKI, dan penulis bertambah keheranan  karena baru 1,5 tahun bekerja untuk Jakarta  sdh bisa nyapres dari PDIP tuh, padahal kita tahu Jokowi bukanlah bagian dari trah Sukarno, dan juga masih segar dalam ingatan ketika Prof Dimyati Hartono saja dulu harus melepas ketua fraksi DPR, dan ketua DPP  padahal dirinya hanya ingin maju bersaing dengan Megawati  dalam perebutan kursi Ketua Umum PDIP.  Penulis menjadi semakin heran, ketika melihat rekam jejak Jokowi dari Solo-Jakarta-Istana yang digapainya dalam waktu singkat...Bgmn bisa???.

Jadi menurut Penulis Jokowi tidak perlu heran kaliiii,  karena dalam politik apa pun bisa terjadi, yang terpenting hormatilah rekapitulasi resmi KPU tak perlu . Dan bila Jokowi heran satu kali, rakyat Jakarta yang baru mengenal Jokowi bisa terheran heran berkali kali.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun