Karena datang lebih awal, maka saya memutuskan untuk segera melaksanakan solat Magrib terlebih dahulu sebelum antri panjang.  Dugaan saya benar, mushola restoran yang lumayan bersih masih lengang, hanya ada satu pria yang santun dan murah senyum yang telah melaksanakan solat lebih dahulu. Sekitar jam 18.30 WIB, MC yang dipandu mba  Citra mulai membuka acara dengan menyapa para tamu undangan dan mempersilahkan tamu untuk menikmati santap malam.  Menu Penang yang terhidang cukup menggiurkan dan mengenyangkan.
Setelah makan malam, MC kembali membuka acara dengan memanggil Lobow sebagai opening dari acara nangkring ini.  Setelah itu, barulah MC memandu ke acara inti dengan memanggil mas Heru (mas mbong) sebagai moderator acara nangkring untuk mengambil alih acara selanjutnya.  Mas mbong membuka acara diskusi dengan bercerita tentang pengalaman pribadinya yang ditolak oleh pedagang gas saat hendak membeli gas melon (gas 3 Kg) karena beliau saat itu sedang menelpon seseorang dengan I Phone 5.  Karena, menurut pedagang tersebut,  gas 3 Kg hanya diperuntukkan kepada konsumen yang kurang mampu.  Setelah bercerita, moderator memanggil narasumber untuk menempati tempat duduk yang disediakan, narasumber pertama yang dipanggil adalah Farah Quinn.  OMG, Farah ternyata lebih indah warna aslinya, dengan mengenakan sack dress biru tua keabu-abuan bermotif sederhana, membuat Farah terlihat sangat elegan.  Dan selang beberapa detik kemudian, narasumber kedua dipanggil, yaitu Bapak Adiatma Sardjito, Manajer Media Pertamina yang pada sore itu menggantikan Vice President Pertamina Bapak  Ali Mundakir yang berhalangan hadir karena ada acara talk show di MNC.  Saya sempat terkejut melihat Pak Adi, karena ternyata pria ramah yang saya temui di mushola adalah narasumber inti acara membincang elpiji non-subsidi.