Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Penantian Itu Ada

19 Januari 2018   10:19 Diperbarui: 19 Januari 2018   10:38 614 0
Shubuh..
Ketika sang matahari berjanji akan terbit lagi
Tanah yang telah yakin untuk dipijak
Kehidupan begitu samar-samar

Bisakah matahari menyinari hati yang ada di dalam tubuh ini
Bisakah tanah memberi sedikit tempat untuk hati yang bersedih
Sungguh.. Penantian itu mengubah hidupnya

Wanita itu memang takkan pernah hilang dari ingatannya
Wanita yang begitu indah dihadapan matanya
Wanita yang begitu sesuai dengan kepribadiannya

Alangkah bijaksana sentuhan darinya
Dia tidak bisa tersenyum lagi
Walau hanya semberaut senyum konyol
Dipersembahkan kepada khalayak
Agar orang-orang jugalah senang melihatnya
Sebuah kepalsuan yang tidak dapat dipungkiri..

Senja..
Ketika malam mulai bangkit
Warna langit telah berubah
ketika sinar matahari pamit menyinari belahan bumi lain
Ketika bumi membarterkan siang dan malam

Indahnya dunia ini tak bisa dipandangnya
Merdunya nyayian tak bisa didengarnya

Wanita itu..
Telah menjadi pincuran dihatinya
Telah menjadi air terjun dalam kehidupannya
Sungguh, kenangan itu
tak bisa mengering dan menguap sekalipun

Ketika suhu mulai menurun
Ketika bumi ditemani sang rembulan
Disaat lampu rumah dan sudut jalan mulai menyala
dan Bintang-bintang yang mengisi kekosongan langit

Begitulah dunia ingin menghiburnya
Tak pernah dunia hadirkan titik hampa pada hidupnya

Disaat rembulan membawakan nyanyian malam
Mencoba angin untuk menghadirkan kegairahan
Seakan rembulan menanyakan
"Kapankah kau akan tersenyum segagah dan setampan waktu dulu wahai pemuda?"

Kesepian telah menusuk jauh ke dalam jejaringan hati yang paling dalam
Seolah malam mendapat isyarat
dari tempat nan jauh yang bergelimang kerinduan
Sang malam membisikkan
"Wanita itu pasti akan menunggumu wahai pemuda yang selalu bersenandung".

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun