Surabaya, sebagai kota metropolitan terbesar kedua di Indonesia, tak luput dari fenomena money politik. Praktik kotor ini bagaikan kanker yang menggerogoti demokrasi lokal, merusak nilai-nilai luhur dan merenggut hak rakyat untuk memilih pemimpin yang berkualitas. Money politik menjelma menjadi alat bagi para politisi busuk untuk membeli suara rakyat. Mereka bagaikan lintah yang menghisap darah rakyat, memanfaatkan kemiskinan dan keterbatasan pengetahuan masyarakat untuk meraih kekuasaan.
KEMBALI KE ARTIKEL