Kami ada enam orang waktu itu. Kami sengaja datang satu jam lebih pagi untuk memastikan kebenaran mengenai lonceng itu. Â Masalahnya, sekitar tengah tujuh pagi suasana berubah 180 derajat. Hawa dingin menyapu sekujur tubuh kami walau matahari pun sudah unjuk gigi. Beberapa kali aku juga merasa seakan-akan ada orang yang baru saja berjalan di dekat kami sebab jejak sepatu tercetak pada ubin koridor.
Kami tak saling bicara. Kami hanya terus terpaku pada jejak-jejak kaki sepatu yang tercetak jelas berwarna merah tanah terus bertambah pada ubin. Kami kemudian berjalan melewati koridor gerbang sehingga tampak halaman rumput yang luas yang dikelilingi oleh bangunan seperti bentuk U.