Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pohon-pohon Anggur, Hujan, dan Pria Itu

16 Februari 2011   10:10 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:32 116 0
hujan meninggalkanku di barisan paling belakang

yang tertinggal hanyalah wangi tubuhmu di bantalan sofa

pria..

apa lagi yang bisa ku sisakan untuk disimpan

selain nada suaramu yang lamat-lamat masih ku dengar

apa lagi yang bisa ku sisakan untuk diburu

selain gesturmu yang tak mudah ditebak

pria..pria..

adakah kau lihat daun-daun anggur kita mulai menguning

dan tak sampai hati aku melihatnya terjatuh

tentu terlalu jauh hingga kau tak sanggup lagi memandang

tentu terlalu lambat bila kau harus menoleh ke belakang

tentu terlalu melelahkan menunggui pagi buta tanpa tertidur

dan terlalu lama aku meyakini telah jatuh cinta lagi

tidak mungkin, tidak seperti dulu

dan biasanya aku memanggilmu dengan 'lelaki itu'

tapi kini aku baru saja terbangun dari keliarku yang paling liar

mendapati dirimu telah menjadi seorang

..pria..

seperti bunga-bunga anggur yang diam-diam menguncup

memunculkan buah dengan tanpa kita sadari

tiba-tiba banyak saja parkit yang singgah di dahannya

banyak tamu kecil mengunjungi taman kita

pria..

aku adalah parkit itu,

yang diam-diam baru menyadari keberadaanmu

dan dengan nakalnya mencuri pandang ke arahmu

pantas saja akhir-akhir ini aku tak punya fokus di hari-hariku

rupanya alam bawah sadar sedang mempersiapkanku bertemu kau

dan aku maklumi semua kemarahan padaku

karena sistem tubuhku mentolerir ini semua

pria..

caraku memang berbeda, dan aku mencintai cara ini

jangan sebut ini anomali ya..

karena aku yang sebenarnyalah yang ingin melakukannya

"dedicated for my tandem exchange partner, someone said, it is soulmate..but i don't believe it

aku mencintaimu dalam-dalam: dalam diam,

dalam penantian,dalam dendam yang menyublim"
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun