di suatu pagi berkabut
kulihat pusara
tanpa nisan
aku menangis
menangisi rindu
pada suaranya
pada amarahnya
empat puluh tahun lalu
pada tamparan tangannya
yang dulu kukira kebencian
yang kini kurindukan
yang kini mau kupeluk
pada pusara tanpa nisan itu
aku ingin berbisik
:ibu, aku ingin kau tampar lagi
agar rinduku pupus
agar air mataku terhapus
*