Coba pikirkan satu nama kota tanpa pencemaran air di Indonesia. Tentu beberapa mungkin merasa tertantang dan mulai berpikir akan sebuah nama kota---entah besar atau kecil---yang sekiranya tidak memiliki polusi air sama sekali. Padahal rasa-rasanya, dimana ada manusia, maka disitu terdapat polusi. Entah ini adalah tanda kehidupan atau memang tabiat manusia yang suka meninggalkan jejak.
Dalam mengatasi permasalahan ini, pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya, mulai dari penerapan denda hingga usaha untuk melakukan revitalisasi sungai. Namun, dampak dari pencemaran air masih terus terjadi. Menurunnya kualitas air dan banjir tak terkendali membuat masyarakat mulai mempertanyakan, apa yang bisa dilakukan? Pemerintah pun bertanya, usaha apa lagi yang harus dilakukan?
Jakarta merupakan salah satu kota yang diperhatikan di Indonesia. Isu mengenai pencemaran sungai dan banjir nampaknya menjadi salah satu identitas yang melekat pada ibu kota Indonesia ini. Merasa permasalahan ini perlu diakhiri, Jakarta akhirnya membangun beberapa titik Ruang Limpah Sungai (RLS) agar dapat mengurangi volume banjir atau bahkan mencegahnya. Titik-titik terletak pada Lebak Bulus, Pondok Tanggon, dan RLS Brigif yang terletak di bagian Hulu Jakarta.
Ruang limpah sungai merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi sempadan sungai, dimana sempadan sungai adalah daerah pinggir sungai yang berfungsi untuk menahan air saat volume air sungai berlebih. RLS yang dibangun di Kota Jakarta sendiri dapat menampung hingga 890.000 m (RLS Pondok Ranggon) [1]. Hal ini tidak hanya dapat mengurangi debit banjir, tetapi juga membangun daerah yang rindang di sekitar sungai hingga hewan air dan burung dapat hidup disana. Lantas, apakah Depok dengan julukannya sebagai "penyangga Jakarta" dapat melakukan hal yang sama?
Depok sebagai kota yang padat penduduk, membuat polusi menjadi hal yang mudah ditemukan. Terlalu mudah bahkan. Peningkatan kepadatan penduduk diiringi dengan pembangunan hunian yang meninggi menjadikan sisa limbah rumah tangga semakin banyak.