Lampu-lampu menyala keemasan, temaramnya menghangatkan tubuhku, menggenapkan tempias dingin dari udara malam pukul tujuh setelah hujan reda. Pemandangan di hadapanku didominasi oleh pasangan-pasangan yang bermesra. Ada yang saling merangkul, ada yang hanya berpegangan tangan, atau sekadar bertukar pandang sambil menikmati sepiring nasi goreng. Sepertinya mereka merasakan kehangatan dari orang-orang terkasihnya, bukan seperti aku, yang hanya mengandalkan temaram sorot lampu di kafe ini sebagai penghangat alami.
KEMBALI KE ARTIKEL