Oleh: Rani S.
Tuhan, bolehkah aku mengadu?
Pada rasa yang menggebu-gebu
Lantaran hampir ditikam oleh sang macan
Pun singa yang meraung dan memperlihatkan gigi tajam
Otakku membeku perlahan
Darahku mendidih, Tuhan
Hatiku bersepah-sepah; hancur berantakan
Ada tujuan yang harus tersegerakan pada keadaan yang tak memungkinkan
Tunjukkan jalan-Mu, Tuhan
Mana yang harus kusegerakan?
Mimpi atau hati yang tak dapat dipungkiri
Belum lagi, keduanya sama penting, bukan?
Keduanya mengejarku layaknya kereta api
Gaduh tak tahu di mana kan bersembunyi
Hanya doa yang mampu kupanjatkan untuk semua ini
Sebab Engkau lebih mengetahui
Lampung, 23 Juli 2021