Jenis-jenis Otonomi Daerah
Otonomi daerah bisa digolongkan jadi beberapa jenis, yaitu:
*Otonomi Organik: otonomi menjadi akumulasi urusan berpelan dalam menentukan ritme dari badan otonom
*Otonomi Formal: segala sesuatu yang berkaitan persoalan otonom tidak memiliki batasan secara positif
*Otonomi Materiil: kewenangan daerah dibatasi secara positif, terperinci, dan tegas dalam mengatur kebijakan
*Otonomi Riil: pemerintah daerah mempunyai wewenang dasar yang sah untuk kemudian dilaksanakan secara berthap
*Otonomi Nyata: hak dan wewenang pemerintah daerah untuk mengatur "rumah tangga" sendiri sesuai dengan konstitusi.
Dasar Hukum Otonomi Daerah
Penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia didasarkan kepada beberapa undang-undang, yaitu:
*UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
*UU No. 22 Tahun 1999 sebagai kewenangan daerah otonom
*UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan dari penerapan otonomi daerah adalah sebagai:
*Memberdayakan daerah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat
*Memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
*Mempercepat pembangunan dan pemerataan pembangunan di daerah
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki ruang lingkup yang lebih besar untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat.
Otonomi daerah menpunyai keterkaitan yang erat dengan pembiayaan daerah. Berikut penjelasannya:
Pembiayaan Daerah dalam Otonomi Daerah
Aspek penting dalam otonomi daerah adalah masalah pembiayaan atau keuangan daerah. Berkat  adanya otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki ruang lingkup yang lebih luas untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, khususnya dalam hal pembiayaan.
Tujuan Pembiayaan Daerah dalam Otonomi Daerah
Tujuan pembiayaan daerah dalam otonomi daerah adalah:
*Memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat.
*Meningkatkan kemandirian daerah dalam menggali sumbersaya untuk mencapai pembangunan di daerah
*Mempercepat pembangunan dan pemerataan pembangunan di daerah melalui pengelolaan keuangan daerah yang efektif dan efisien
Implikasi Pembiayaan Daerah dalam Otonomi Daerah
Penerapan otonomi daerah sudah membawa implikasi yang signifikan terhadap pengelolaan keuangan daerah, antara lain:
*Pergeseran kewenangan pengelolaan keuangan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
*Peningkatan kapasitas keuangan daerah berkat peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
*Tuntutan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah yang lebih baik.
Dengan demikian, otonomi daerah memberikan kewenangan yang lebih luas kepada pemerintah daerah untuk mengelola keuangan daerah sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat, guna mempercepat pembangunan dan pemerataan pembangunan di daerah.
Pembiayaan daerah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan keuangan daerah di era otonomi daerah, antara lain:
Peningkatan Kemandirian Keuangan Daerah
Berkat adanya otonomi daerah, pemerintah daerah memiliki ruanglingkup yang lebih besar untuk mengelola keuangan daerah, khususnya dalam hal menggali sumber pendapatan daerah. Hal ini dapat meningkatkan kemandirian keuangan daerah dan mengurangi ketergantungan terhadap pemerintah pusat.
Peningkatan Efektivitas Pengelolaan Keuangan Daerah
Otonomi daerah juga mensyaratkan pemerintah daerah dengan lebih transparan dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan daerah. Â Hal ini dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan daerah dan mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah.
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Dengan pendapatan daerah yang memadai, pemerintah daerah dapat mentesuaikam kualitas pelayanan publik yang diberikan kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat setempat. Hal ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.
Dengan demikian, pembiayaan daerah yang dikelola secara efektif dan efisien dalam era otonomi daerah dapat meningkatkan kemandirian keuangan, efektivitas pengelolaan keuangan daerah, dan kualitas pelayanan publik, sehingga mendukung penyelenggaraan pembangunan di daerah.
Berdasarkan sumber-sumber yang diberikan, terdapat beberapa jenis pembiayaan yang diterima oleh daerah otonom dalam era otonomi daerah, yaitu:
1.Pendapatan Asli Daerah (PAD)
PAD merupakan sumber pembiayaan yang paling penting bagi daerah otonom. PAD terdiri dari komponen utama yaitu penerimaan dari pajak daerah dan retribusi daerah.
2.Transfer dari Pemerintah Pusat
Selain PAD, daerah otonom juga menerima transfer dana dari pemerintah pusat, seperti Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
3.Pinjaman Daerah
Daerah otonom juga dapat memperoleh pembiayaan melalui pinjaman daerah, baik dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya, untuk mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah.
4.Sumber Pembiayaan Lainnya
Selain PAD, transfer dari pemerintah pusat, dan pinjaman daerah, daerah otonom juga dapat memperoleh pembiayaan dari sumber-sumber lainnya, seperti kerjasama dengan pihak swasta.
Dengan adanya berbagai sumber pembiayaan tersebut, diharapkan daerah otonom dapat meningkatkan kemandirian keuangan daerah dan mendukung pelaksanaan pembangunan di daerah sesuai dengan aspirasi masyarakat setempat