Aku ini jalang, tubuhku di remas berpuluh ribu orang, nilaiku sama walau ditukar untuk benda yang berbeda, aku pujian sekaligus hinaan, aku sebagaimana tuanku menggunakanku, kadang untuk keperluan baik, sering juga untuk keperluan remeh-temeh hingga yang paling buruk untuk membeli sejumlah botol anggur dan membayar wanita-wanita malam yang menjajak diri di trotoar samping jembatan.
KEMBALI KE ARTIKEL