Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Menjajal Kindle, Alat Pembaca Buku Elektronik Yang Tidak Neko-neko

29 Desember 2009   16:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43 738 0
Sudah lama sebenarnya saya ingin punya Kindle, alat pembaca buku elektronik produksi toko buku online amazon.com, namun mereka tidak menjualnya di luar Amerika. Karena itu ketika amazon mengeluarkan Kindle 2 yang bisa digunakan di sejumlah negara, termasuk Jepang, cita-cita saya pun tercapai. Lewat tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman menggunakan alat itu, sembari berharap suatu saat Indonesia pun akan termasuk dalam cakupan jangkauan mereka. Sekilas pandang, kindle ini punya bodi yang menggiurkan. Ukurannya 20,3 x 13,4 cm atau kurang lebih sama dengan buku ukuran standar, dengan tebal cuma sekitar 0,9 cm atau sedikit lebih tebal dari pinsil. Beratnya sekitar 290 gram. Lebar layarnya 9 x 12 cm dengan resolusi 600x800 pixel. Kindle mampu menyimpan sekitar 1500 buku elektronik dari berbagai format yang bisa diunduh secara nirkabel dengan sambungan 3G atau lewat sambungan USB ke komputer. Untuk yang gila gadget, kindle jelas tidak seksi. Layarnya hitam putih (gray scale), bahkan ketika menunjukkan alat ini ke seorang teman yang gila gadget, dia mencoba menekan-nekan layarnya karena menyangka itu layar sentuh (touch screen) seperti iPod. Fungsi pemutar MP3 nya tidak memuaskan, baik kualitas suara maupun fungsi pengaturannya. Jangan pula tanya soal Wifi, karena tidak ada, kecuali sambungan 3G untuk membeli dan mengunduh buku baru. Video? Kamera? Jangan tanyalah! Tapi justru kesederhanannya ini membuat kindle memang lebih cocok untuk para pencinta buku, ketimbang pencinta gadget. Mengapa? Karena tidak banyak fungsi yang sanggup mengalihkan perhatian kita dari hanya membaca. Malah Kindle mendukung kita dalam membaca. Fungsi kamusnya secara otomatis akan mencarikan arti suatu kata jika kursor berada di sebelah sebuah kata. Besar huruf  bisa diatur sesuai kenyamanan mata. Dan kalaupun mata penat, kindle bisa membacakan buku itu untuk kita lewat fungsi text to speech, walau baru hanya untuk Bahasa Inggris.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun