Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung Pilihan

Episode 27: Cursed: Kutukan Kembar Tampan Season 1 (Novel Romansa Misteri)

29 Juni 2023   16:24 Diperbarui: 29 Juni 2023   17:45 196 4
Emily hanya membawa sebuah senter dan nyaris lupa memakai sepatu. Ia bertubuh mungil, jadi tak seberapa susah baginya untuk menyelinap dari halaman Puri menuju hutan yang hanya dipisahkan oleh pagar hidup rendah. Dan karena puri Vagano tak seberapa terang di malam hari, ia bersyukur pencahayaan yang minim itu membuat para penjaga tak sadar bila ia sudah mencapai hutan.

Kurasa hanya ini caranya untuk segera mengetahui segala-galanya malam ini.

Mercusuar itu sepertinya berada di tepi laut, dan untuk menuju ke sana melalui hutan adalah rute terbaik. Bila melalui perkebunan, kemungkinan besar akan segera tertangkap oleh petugas-petugas yang berjaga malam di jalan tanah sederhana yang biasanya dilalui kereta kuda dan kendaraan pengangkut lainnya.

Tapi Emily sama sekali tak menduga bila tanah hutan itu sebenarnya begitu sukar dilalui karena terlalu gelap, licin, berbahaya dan juga penuh rintangan.

Semak-semak belukar berduri, suara-suara hewan liar yang menakutkan, dan sesekali seperti ada hewan lewat bergemerisik, yang jelas pastinya hewan-hewan liar yang tak selucu hewan dalam film Putri Salju ataupun dongeng Si Tudung Merah!

Di atas kepalanya menjulang ratusan pohon-pohon tinggi berusia ratusan tahun, berwarna hitam karena gelapnya malam, dengan daun-daun bagaikan atap yang pekat. Hanya sesekali terpancar cahaya bulan dari baliknya sementara Emily terus berjalan ke arah yang ia anggap benar menuju ke pantai.

Ia betul-betul masih demam dan begitu lelah hingga hampir pingsan. Tapi demi kebenaran yang harus segera terkuak sebelum jatuh korban lebih banyak, Emily terus berjalan walau tanpa teman.

Ia tahu ia tak boleh terlalu lama di luar, sebab selain Ocean dan Sky bisa kapan saja datang ke kamar dan menyadari ketidakhadirannya, siapa tahu seseorang misterius dari Lorong Bawah Tanah juga ada di luar sini! Dan mungkin juga si pembunuh itu, penjahat yang sebenarnya!

Emily hampir menyerah ketika ia mulai melihat akhir dari barisan pepohonan tanpa batas yang memunculkan sinar berpendar dan berputar.

Sebuah mercusuar yang masih menyala.

Itu dia rumah Doc Lilian!

Emily segera berlari memaksakan kaki-kakinya yang kelelahan dan mulai kram serta tergores semak-semak.

Dan ia menggedor pintu kayu mercusuar yang tertutup itu, yang kira-kira tingginya setinggi gedung lima lantai itu.

"Selamat malam, Doc Lilian! Aku Emily, tolong bukakan pintu!" dengan suara keras bersaing dengan deburan ombak yang tak jauh dari situ, Emily berusaha agar seseorang di dalam mendengarkan ada tamu di malam sesunyi dan sedingin ini. "Aku perlu bicara, penting sekali! Ada suatu rahasia besar yang ingin kuketahui!"

"Aku datang, sebentar... " suara wanita tua di balik pintu terdengar mendekat.

Doc Lilian membukakan pintu, begitu heran malam-malam begini Emily masih sanggup datang seorang diri. "Astaga, Nak! Mengapa kau begitu berani mengunjungiku di sini malam-malam begini dan tanpa siapa-siapa menemanimu?" segera diajaknya Emily masuk, seolah-olah khawatir bila ada yang tahu ia didatangi seorang tamu.

Mercusuar itu tua dan antik tapi masih berfungsi dengan baik. Kebetulan bagian bawahnya dijadikan rumah tinggal oleh dokter keluarga berumur sedikit di atas Hannah itu.

Lilian mengunci pintu dan buru-buru menyelimuti Emily dengan sehelai syal tebal. "Kau masih demam! Ayo ke ruang tamuku. Maaf bila mercu suar ini tak sehangat puri karena kita berada di pantai yang berangin."

"Tak apa-apa, Doc Lilian. Aku baik-baik saja."

"Mari kita duduk di sofa dan minumlah secangkir teh hangat ini." ajak Doc Lilian.

"Ada apa kau datang kemari? Karena sesungguhnya aku sengaja berada jauh di sini demi menyimpan rahasia yang tak ingin kuberitahukan kepada siapapun di puri itu termasuk dirimu." wajahnya tampak khawatir, dan ia seperti takut sewaktu-waktu akan terjadi sesuatu yang buruk. Selalu melihat ke arah pintu.

"Aku sudah tahu sebagian rahasia itu, Doc Lilian!" desak Emily tanpa ingin berlama-lama menunda, "Beritahukanlah aku, di mana bayi kembar Vagano yang ketiga disembunyikan, atau barangkali ia sudah tiada?"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun