Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Apocalypse Episode 137)

12 Juni 2023   10:08 Diperbarui: 12 Juni 2023   10:13 132 7
Pintu ganda Lab Barn nan kukuh dan tinggi besar itu bergetar semakin hebat. Seseorang atau sesuatu sepertinya sedang mengamuk di baliknya. Terkunci di dalam, sepertinya para staf berhasil membuatnya kesal. Meraung-raung tak jelas sambil berusaha keras untuk mendorong dengan segenap tenaga, ia takkan berhenti sampai berhasil membobol jalan keluar satu-satunya!

"Monster mengerikan macam apa sebenarnya yang ada di balik sana?" Lady Rose masih berusaha keras menyelidiki apa yang terjadi, menginterogasi staf-staf Lab Barn yang tampak sangat ketakutan itu.

"Tidak tahu, Ma'am. We're not really sure. Sebenarnya tak ada yang benar-benar tahu makhluk hidup seperti apa di balik pintu itu. Dokter Kenneth Vanderfield pernah berkata bahwa ia berusaha menemukan vaksin. Namun bersamaan dengan proyek itu ia juga berhasil menemukan antivirus atau toksin yang bisa membunuh Virus Octagon. Ya, seperti senjata rahasia yang kini ia bawa ke misi pencarian bahan bakar di Chestertown itu. Sayangnya, ia menutup semua proses penelitian yang ada di Inner Chamber untuk kami dengan alasan ini proyek eksperimen pribadi rahasiaku dengan EHO yang bahkan kami tak tahu SOP, Standard Operation Procedure-nya. Beliau hanya memberi nama proyek itu Code Lazarus, ya, hanya itu saja yang saya ketahui."

"Lazarus! Bukanlah itu nama pria yang dibangkitkan Sang Juruselamat dalam Injil di Kitab Suci setelah tiga hari lamanya mati?" Grace berusaha menarik kesimpulan, "Apakah Kenneth diam-diam menemukan cara untuk membangkitkan zombie?"

Rose berusaha menarik kesimpulan, "Jangan-jangan..."

Tetiba beberapa staf penjaga pintu gerbang muncul menghadap Rose. Terengah-engah, mereka berusaha melaporkan sesuatu.

"Lady Rosemary Delucas! Maaf, kami terpaksa mengganggu Anda di saat genting ini! Rombongan Go Downtown for Hunting sudah kembali dari Chestertown, sudah berada di depan gerbang kompleks! Hanya saja..." para penjaga itu berpandang-pandangan.

"Bagus! Jadi, mereka berhasil kembali dengan selamat! Tapi, ada apa?"

"Mereka kembali tanpa bus, tanpa si sopir dan dokter Kenneth! Juga, terjadi sesuatu..." petugas itu bertambah ketakutan saat berusaha keras memilih kata-kata yang akan ia ucapkan, "Tuan Muda Leon Delucas, maaf, Ma'am, kami tidak ingin membuat Anda khawatir. Sesungguhnya, beliau kembali dalam keadaan kritis!"

"Astaga! Tidak, Leon, Anakku!" Lady Rose seketika menurunkan senjata apinya. Menggigil dalam kemarahan, ia berbalik menghadap para penjaga, "Apa yang terjadi di luar sana? Ayo, Grace, kita tinggalkan lokasi ini dan tolong kakakmu!"

Grace ikut terkesiap, "Hah? Kakakku, apa yang terjadi padamu?" Dalam keadaan normal, gadis tanggung itu akan menganggap semuanya hanya prank kakaknya saja. Bahwa Leon hanya ingin berpura-pura jika ia terluka. Bahwa Leon yang sering usil akan melompat dari posisi pura-pura pingsan-nya dan berteriak "Buuu!" Namun kegentaran penjaga-penjaga itu membuatnya yakin jika Leon kali ini tidak sedang baik-baik saja!

"Ayo, kita lihat apa yang terjadi! Sekaligus jika mereka yang bersama dengan Leon ternyata bertanggung jawab atas semua yang terjadi, mereka akan menerima semua akibatnya!"

"Ta-ta-tapi, bagaimana dengan kami?" Para staf Lab Barn kelihatannya tak ingin ditinggal begitu saja oleh Sang Nyonya Rumah.

"Lakukan saja apapun yang kalian inginkan. Asal semua beres! Ingat, sekembalinya aku ke tempat ini, makhluk itu sudah harus mati! Jika perlu, hancurkan saja Lab Barn ini!" Lady Rose tak ingin berlama-lama, segera undur diri dengan putrinya.

***

Beberapa saat setelahnya.


Suasana begitu hening. Akhirnya para penghuni kompleks kembali bertemu. Alih-alih bersyukur atau saling menyambut, para rombongan Go Downtown dan para pengawal - Keluarga Delucas malah berhadapan dengan penuh ketegangan.

"Lady Rosemary Delucas, kami datang kembali. Aku dan Maharani tak ingin berlama-lama, akan segera angkat kaki, kami hanya ingin melakukan ini..." ujar Orion memecah sunyi dengan nada sepelan mungkin, nyaris tanpa emosi.

Tentu saja suasana pagi menjelang siang di pelataran depan Kompleks Delucas itu jadi bertambah muram. Rani dan Orion bersama-sama memapah dan meletakkan tubuh Leon di tanah, wajah pemuda tanggung itu terbalut perban seadanya. Pemandangan itu membuat tangis sekaligus amarah Lady Rosemary meledak seketika.

"Apa yang terjadi? Apa kalian berdua membunuh anakku? Apa Leon mati gegara kalian berdua berselingkuh di belakang kami lalu ia diam-diam memergoki kalian?"

"Mama, jangan terburu-buru menuduh begitu!" Grace segera memeluk dan menenangkan ibunya, "Papa Orion dan Nona Rani bermaksud baik. Mereka menolong Leon kembali ke mari, meskipun ia kelihatannya terluka!"

"Grace, jangan panggil pria itu dengan sebutan Papa Orion lagi! Pria itu tak pernah menjadi bagian keluarga kita! ia hanya seorang pria bermuka dua seperti ayahmu dulu!" Tetiba Rose meraih sesuatu dari saku dan mengacungkannya kepada Orion!

"Astaga! Turunkan Magnum itu, Mama!" Grace tak menyangka jika ibunya akan berbuat hal seperti ini. Begitu pula semua orang yang hadir.

"Tidak, Anakku! Para pria peselingkuh seperti ayah kandungmu dan orang ini sesungguhnya harus mati! Sebelum Leon mati, Orion harus mati dulu sebagai balasan semua perbuatannya! Ia sudah mengkhianati keluarga kita!"

"Rosemary, tunggu dulu! Kau tahu, aku dan kau sesungguhnya tak punya hubungan apa-apa..." Orion berdiri, berusaha untuk tetap tenang. Walau di bawah todongan senjata, pemuda itu tak ingin menunjukkan perasaan takut atau apapun.

Suasana nyaris senyap, hanya terdengar deru lembut angin akhir musim gugur. Semua mata termasuk Maharani memandang tegang dalam lengang.

Astaga, Lady Rose! Apakah kau akan benar-benar menembakkan senjata itu kepada suamiku?

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun