Kenneth, walau dalam kondisi demikian lemah dan 'aneh' masih mengenali orang yang beberapa jam lalu ia tembak!
"Kau... masih hidup!"
"Ya, tentu saja. Namun kemudian, tak terhindarkan, aku pun mati..." sosok itu menyeringai, bukan seulas senyum lebar kegembiraan. Dalam terang benderang matahari pagi, senyum itu adalah senyum yang paling mengerikan yang pernah Sang Dokter tatap seumur hidupnya!
"Jadi saat itu, kau memang belum menjadi zombie?"
"Yes. I was a human. Just another victim. Aku hidup, memang seorang korban pada awalnya. Thanks to you, kau memperparah semuanya akibat tembakanmu yang ceroboh dan asal-asalan!"
Sosok itu semakin dekat, berjongkok di sisi Kenneth dan berbisik, "Tahukah Anda, jika saja kau tak melakukan hal itu, mungkin aku akan mati dan menjadi zombie 'biasa-biasa'Â saja yang tak seberapa berdaya. Akan tetapi karena sesuatu yang kau hadiahkan, kau bukan hanya membunuhku tetapi memberiku kecerdasan bahkan ketika aku sudah mati! Lalu, tentu saja, virusku segera kutularkan kepada semua yang bersamaku! Aku butuh makan dan minum, aku haus darah mereka."
Kenneth menatap nanar ke zombie yang ia ciptakan itu, dengan sisa-sisa keberaniannya ia bertanya, "Jadi, sekarang, apa maumu? Apa yang kau inginkan?"
"Tentu saja, dengan senang hati aku akan membalas kebaikan dan mengajak Anda bergabung dalam kawanan kami!"